Sukses

Kisah Mistis Balai Kota: Pria Kerajaan hingga Ditindih Raksasa

Saat ruangan gelap, seketika proyektor itu kembali terbuka perlahan.

Liputan6.com, Jakarta - Gedung Balai Kota Jakarta masih menyimpan banyak misteri. Di balik megahnya gedung bernuansa putih, tersimpan beberapa kisah mistis. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama sempat menyebut ada sosok none Belanda, sang penunggu gedung yang dibangun pada abad ke-19 itu.

Peristiwa aneh pun kerap dialami PNS yang bertugas di Balai Kota. Salah satunya Mansyur. Pria yang sudah bertugas selama 15 tahun ini kerap mengalami hal aneh di beberapa ruangan Balai Kota.

Gedung utama Balai Kota memang terdiri atas beberapa ruangan. Di bagian depan terdapat pendopo untuk duduk warga, lalu ruang tunggu tamu gubernur, ruang kerja gubernur, ruang tamu gubernur, ruang makan, ruang TPUT, ruang Rapim, Balairung, dan Balai Agung.

Hampir semua lokasi sudah dijelajahi Mansyur. Wajar saja, dia memang bertugas menyiapkan dan melayani para tamu yang datang.

Kala itu, Mansyur sedang membereskan ruang TPUT selepas pertemuan para pejabat DKI. Dia lalu menuju ke bagian belakang ruangan untuk menggulung proyektor dengan remot yang berada tak jauh dari tempat proyektor digantung.

Setelah tergulung, Mansyur menuju pintu untuk mematikan lampu. Saat ruangan gelap, seketika proyektor kembali terbuka perlahan.

"Saya sudah gulung, pas lampu mati proyektor turun lagi pelan-pelan. Saya langsung nyalakan lampu, gulung lagi, baru matikan lampu. Dan itu siang hari," ungkap Mansyur saat berbincang dengan Liputan6.com di Balai Kota, Jakarta, Senin (28/12/2015).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Di Ruang Makan

Tak hanya itu, peristiwa lain juga dialaminya di ruang makan tamu gubernur. Semasa kepemimpinan Joko Widodo, sang gubernur memang jarang berada di kantor. Otomatis ruangan lebih sering sepi.

Karena hari mulai sore, Mansyur lalu masuk ke ruang makan untuk memejamkan mata sejenak. Semua lampu dimatikan, hanya tersisa lampu kuning yang membuat ruangan terlihat remang-remang.

Ruangan berukuran sekitar 3 x 6 meter itu hanya berisi meja bundar dengan beberapa kursi yang menghiasi sisi meja. Terlihat satu lukisan Raden Saleh yang tampak gagah mengenakan baju adat Jawa menghadap ke meja makan.

"Saya baru merem, masih tidur ayam, saya denger ada orang jalan tapi diseret gitu. Saya pikir Pak Lukas yang biasa sama saya. Tapi saya pikir badan dia kan besar masa jalannya diseret. Pas saya bangun, enggak ada orang, pintu masih ditutup," tutur Mansyur.

Begitu mengalami hal itu, Mansyur sontak memandang lukisan Raden Saleh. Dia merasa mata sang maestro terus memerhatikan ke arahnya. Sejurus kemudian, dia memilih keluar ruangan.

Tak hanya itu, sosok misterius lain juga pernah muncul di dinding Balairung. Saat itu, atap Balairung bocor. Air lalu menetes ke dinding. Bekas kebocoran air itu membentuk sosok lelaki bak raja.

"Jadi kayak uang koin. Setengah badan, kelihatan hidungnya mancung, pakai mahkota. Sayang enggak ada yang foto," kata Mansyur.

Lokasi munculnya sosok itu berada tepat di atas foto Presiden Joko Widodo. Tapi tidak lama setelah kemunculan gambar itu, dinding langsung dicat kembali.

3 dari 3 halaman

Ruang Kerja Gubernur

Ruang kerja gubernur pun tidak luput dari aura ini. Saat masih bujangan, dia mengaku kerap menginap di Balai Kota, termasuk di ruang kerja gubernur.

Saat itu, gubernur masih dijabat Sutiyoso. Biasanya, para ajudan kerap kembali ke ruang kerja untuk mengambil beberapa pakaian.

Malam itu, berjalan seperti biasanya. Mansyur tidur di sudut ruang kerja. Saat sedang tidur, ada suara seperti orang yang membuka pintu lemari pakaian.

Semula, Mansyur menganggap itu ajudan. Lambat laun ada yang aneh. Tidak ada suara menutup pintu. Penasaran dia bangkit dari tidur dan memeriksa ruangan.

"Saya bangun, nyalain lampu, enggak ada siapa-siapa. Enggak ada bekas orang masuk juga," ucap dia.

Tempat yang kerap menjadi tempat dia tidur lainnya adalah balkon Balai Agung. Saat sedang ada acara saja, balkon itu jarang ditempati, hanya ada beberapa pekerja harian lepas (PHL) yang duduk menyaksikan acara.

Malam itu, Mansyur sengaja tidur di balkon. Baru saja memejamkan mata, tubuhnya dibuat tidak bergerak seperti ada raksasa atau sosok besar yang menindih. Belakangan dia baru sadar kalau yang menindihnya adalah sosok hitam besar.

"Saya tahan dulu, sambil baca apa yang bisa dibaca akhirnya lepas juga," sambung dia.

Hal itu rupanya tidak hanya dialaminya. Beberapa rekan Petugas Keamanan Dalam (Pamdal) juga mengalami hal yang sama. Mansyur pun sempat saling berbagi cerita dengan beberapa rekannya.

"Kalau kata teman yang bisa melihat, yang paling banyak mondar-mandir di Balairung sama di tangga ke Balai Agung. Ya ada yang hitam besar, macam-macam. Tapi sekarang sih jadi terbiasa," pungkas Mansyur.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini