Sukses

Kapolri: Sebagian Terpidana Teroris pada 2000 Sudah Bebas

Beberapa bom meledak serentak di halaman sejumlah gereja di Jakarta ketika berlangsung misa perayaan Natal, Minggu 25 Desember 2000 malam.

Liputan6.com, Jakarta - Beberapa bom meledak serentak di halaman sejumlah gereja di Jakarta ketika berlangsung misa perayaan Natal, Minggu 25 Desember 2000 malam. Pelakunya pun telah mendapat ganjaran.

Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti mengungkapkan, sebagian pengebom gereja tersebut sudah menghirup udara bebas.

Oleh karena itu, dia mengingatkan seluruh jajarannya untuk meningkatkan kewaspadaan pada Natal 2015.

"Kita ada pengalaman buruk tahun 2000. Ada sekitar 8 kota, gereja ada aksi teror di sana. Sebagian pelakunya sudah keluar. Oleh karena itu, kita ingatkan seluruh jajaran untuk bisa mengantisipasi dalam pengamanan," ujar Badrorin usai memimpin apel gelar pasukan Operasi Lilin 2015 di Mapolda Metro Jaya, Rabu (23/12/2015).

Menurut dia, polisi juga menggandeng persekutuan remaja di masing-masing gereja untuk memudahkan pengawasan. Pemuda gereja mengenali wajah dan gerak-gerik jemaat yang asli.

"Polri punya teknis tidak harus seluruhnya polisi. Ada pemuda gereja yang kita libatkan sehingga masyarakat juga familiar dan mereka tahu mana yang jemaat dan bukan di gereja. Itu untuk memudahkan pengamanan‬," jelas Badrodin.
‪

13 Provinsi Dijaga Ketat

Mantan Kepala Detasemen Khusus 88 Polri ini menguraikan, ada 13 provinsi di Indonesia yang mendapat penjagaan ekstraketat jelang Natal dan tahun baru.

13 Provinsi itu yakni Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Timur, Papua, Papua Barat, Maluku, Sulawesi Tengah, dan Sumatera Utara.

"13 Polda ini tentu dari kacamata perayaan Natal ini ada kerawanan. Tetapi dari sisi pelayanan pilkada ada yang sudah selesai ada yang belum, sehingga kita lebih melokalisasi antara pelaksanaan pilkada ini dan pelaksaan Natal dan tahun baru‬," ungkap Badrodin.

Dalam rangka menjaga situasi kondusif saat libur akhir tahun, Polri mengerahkan 80.197 personel ke seluruh wilayah Indonesia.

Pengerahan ini guna mengantisipasi ancaman-ancaman seperti serangan bom, aksi terorisme, sabotase, penyalahgunaan narkoba dan perusakan fasilitas umum. Selain itu, Polri mendirikan 1.557 pos pengamanan, 138 pos pelayanan, dan memasang 988 unit CCTV di titik-titik rawan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.