Sukses

Puluhan Mahasiswa IPB Positif Hepatitis A, 1 Meninggal

Mahasiswa yang terjangkit virus tersebut akibat mengonsumsi makanan yang tidak higienis dan kurangnya menerapkan pola hidup bersih dan sehat

Liputan6.com, Jakarta - Puluhan mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) positif terjangkit virus Hepatitis A. Mereka harus menjalani perawatan intesif di sejumlah rumah sakit.

Bahkan, salah seorang mahasiswa Fakultas Kehutanan IPB, Senna Desvia Hutapea, meninggal dunia akibat terserang penyakit tersebut.

Perempuan berusia 19 tahun ini meninggal dunia beberapa hari lalu di kampung halamnnya di Medan, Sumatera Utara usai menjalani perawatan di RS Karya Bhakti Pertiwi, Bogor.

Senna, dikabarkan terpaksa pulang ke kampung halamannya karena tidak memiliki biaya untuk lebih lama lagi di rawat di RS Karya Bhakti Pertiwi.

Namun hal itu dibantah oleh Direktur Kemahasiswaan IPB, Sugeng Santoso. Menurut dia, jika kabar itu benar, tentu pihak kampus tidak akan tinggal diam.  

"Kalaupun tahu, tentu IPB akan membantunya melalui program penyandang biaya kesehatan. Tapi Senna pulang ke kampung halamannya atas permintaan dari orangtuanya, bukan karena tidak memiliki biaya," ujar Sugeng, Kamis (10/12/2015).



Sugeng menyebutkan, dari 28 mahasiswa yang positif Hepatitis A, 23 orang masih dirawat di Rumah Sakit Karya Bhakti, Klinik dr. Kartili, Sentra Medika, dan RSUD Kota Bogor.

Sedangkan 2 mahasiswa lainnya menjalani perawatan di rumah mereka masing-masing dan 3 orang lainnya sudah pulih.

Menurut Sugeng, puluhan mahasiswa yang terjangkit Hepatitis A sebagian besar tinggal di rumah kosan di luar kampus IPB.

"Hanya 1 mahasiswa yang tinggal di asrama dalam kampus, selebihnya kos di luar kampus," kata Sugeng.

Sugeng menyebutkan, peristiwa ini merupakan kejadian luar biasa. Sebab, dalam waktu bersamaan menyerang puluhan mahasiswa, dan 1 orang meninggal dunia.

"Kriteria kejadian luar biasa saya tidak terlalu paham, namun bagi kami kejadian yang bersamaan dan jumlah penderita yang cukup banyak. Ini sangat luar biasa," terang Sugeng.

Ia menduga, mahasiswa yang terjangkit virus tersebut akibat mengonsumsi makanan yang tidak higienis dan kurangnya menerapkan pola hidup bersih dan sehat.

"Memang penyakit itu muncul bisa dari makanan, tapi kami tidak bisa menuduh makanan di kantin-kantin seputar kampus tidak higienis. Bisa diakibatkan lingkungan tempat tinggal mereka tidak memerhatikan kebersihan," tandas Sugeng. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.