Sukses

Kurang Bantuan Makanan dari Polisi, Ratusan Kader HMI 'Ngamuk'

Rupanya, nasi yang disediakan itu tidak sebanding dengan jumlah HMI di kawasan Purna MTQ Pekanbaru.

Liputan6.com, Pekanbaru - Kongres Nasional Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di Pekanbaru, Riau, diwarnai aksi anarkis dari kader yang berasal dari Makassar, Sulawesi Selatan. Mereka diduga merusak mobil polisi, lantaran diduga tak mendapat jatah makan siang cukup.

Wakil Kepala Polresta Pekanbaru AKBP Sugeng Putut Wicaksono membenarkan perusakan mobil tersebut. Ekor mobil tersebut terlihat penyok.    

"Yang dirusak itu mobil patroli yang sering digunakan Kasat Lantas," kata Putut di Pekanbaru, Riau, Minggu (22/11/2015).

Putut menjelaskan, kejadian berawal saat ratusan kader HMI dari Makassar menuntut jatah makan siang. Karena tak disediakan panitia kongres, para mahasiswa itu malah mengamuk.

"Petugas kemudian menyediakan nasi untuk mereka. Nasi bungkus itu diantar memakai beberapa mobil polisi," ungkap dia.

Rupanya, nasi yang disediakan itu tidak sebanding dengan jumlah kader HMI di kawasan Purna MTQ Pekanbaru. Puluhan mahasiswa yang tak mendapat jatah itu kembali membuat rusuh.


"Mereka marah-marah karena nasinya kurang. Saat mobil mau berangkat, mereka beramai-ramai memukul dan menendang mobil milik Kasat Lantas," terang Putut.

Dia pun menyayangkan aksi anarkis kader HMI tersebut, karena polisi sudah berusaha menyediakan sesuatu yang tak dipenuhi panitia kongres.

"Sangat disayangkan karena bukan tugas (polisi) menyediakan makanan. Polisi hanya menjaga keamanan," tegas Putut.

Untuk menenangkan massa yang masih emosi, Kapolresta Pekanbaru Aries Syarif Hidayat bersama Putut langsung turun tangan. Kedua perwira tertinggi di Polresta ini menasihati kader HMI.

Putut menegaskan, jika para kader HMI tidak mau tenang dan masih melakukan tindakan anarkis, Polresta Pekanbaru akan bersikap tegas.

"Rencananya koordinator dari Makassar akan dipanggil. Kalau tidak (tenang), kami akan ambil tindakan tegas," pungkas Putut. (Rmn/Sun)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini