Sukses

Komentar Jimly terkait Sikap Din 'Turun Gunung' di Muhammadiyah

Din Syamsuddin turun gunung' menjabat sebagai Ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah.

Liputan6.com, Jakarta - Di era orang berlomba-lomba untuk mencari jabatan tertinggi, mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Din Syamsuddin justru melakukan hal yang beda. Alih-alih menjabat jabatan lebih tinggi, Din justru 'turun gunung' menjabat sebagai Ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Pondok Labu, Jakarta Selatan.

Sikap tersebut pun mendatangkan apresiasi yang tinggi dari sejumlah kalangan. Salah satunya, dari Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) Jimly Asshiddiqie saat menghadiri pelantikan dan peresmian PRM Pondok Labu.

"Contoh yang dilakukan Pak Din ini belum ada presedennya dalam sejarah. Harapannya ini bukan hanya terjadi di tingkat ormas saja, melainkan juga terjadi di lembaga pemerintahan," ujar Jimly di pelataran Masjid Al-Bayyah, Jalan Tridarma Raya, Jakarta Selatan, Rabu (18/11/2015).

Jimly berharap, ke depan banyak mantan pejabat tinggi yang bersedia 'turun gunung‎' membantu memajukan masyarakat dari level bawah. Sebab menurut dia, perjuangan dan pengabdian tidak selalu berada di level atas terus menerus.

"Kalau para mantan pejabat itu bisa jadi kepala desa, misalnya. Ini akan banyak pengaruhnya bagi masyarakat," tutur dia.

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu juga menilai, tindakan 'turun gunung' jabatan seperti yang dilakukan Din Syamsuddin ini memiliki pelajaran hidup yang berharga. Bahwa, sikap tersebut mampu mengikis hawa nafsu manusia yang menggebu-gebu untuk berkuasa.

"Upaya yang dilakukan Pak Din ini bisa menjadi contoh untuk menyetop hawa nafsu manusia di tengah kondisi demokrasi sekarang. Agar tidak hanya berpikir vertikal ke atas. Sebab, kalau berpikirnya ke atas terus akan menghambat kemajuan bangsa," tandas Jimly.

Din Syamsuddin dilantik sebagai Ketua Umum Pimpinan Ranting Muhammadiyah Pondok Labu, Jakarta Selatan. Muhammadiyah tingkat ranting ‎di Pondok Labu itu baru saja dibentuk, sehingga butuh mendapatkan pendampingan khusus. (Ali)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.