Sukses

Usai Teror Paris, Para Dubes Tanyakan Keamanan Jakarta ke Kapolda

Pada intinya, menurut Kapolda Metro Jaya, Jakarta masih berstatus aman.

Liputan6.com, Jakarta - Kapolda Metro Jaya Irjen Tito Karnavian mengatakan, serangkaian ledakan bom dan penembakan di Kota Paris, Prancis yang diklaim ISIS, menimbulkan kekhawatiran para duta besar negara sahabat yang tinggal di Ibu Kota.

Para duta besar menanyakan seberapa besar potensi terjadinya aksi terorisme di Jakarta kepada Kapolda Metro Jaya. Karena itu, Tito mengundang 36 duta besar untuk membahas potensi terorisme di wilayah hukum Polda Metro Jaya.

Tito berpendapat forum pertemuan semacam ini lebih efektif dibandingkan dirinya harus menjelaskan satu per satu mengenai analisis kepolisian terkait kondisi embrio teroris di wilayahnya. Pada intinya, Jakarta masih berstatus aman.

"Banyak teman-teman dari kedutaan besar menanyakan bagaimana kira-kira keamanan di Jakarta terkait potensi serangan teror. Daripada saya jawab satu per satu, lebih baik saya kumpulkan, sehingga cukup satu kali penjelasan tidak perlu diulangi dan mereka paham, jadi lebih efisien. Jakarta aman," ucap Tito di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (18/11/2015).


Meski polisi belum mengendus gerakan kelompok teroris di Jakarta dan wilayah penyangga, Tito tetap akan meningkatkan pengamanan di kedutaan besar. Ia pun meminta pihak kedutaan berbuat hal yang sama. Sebab, salah satu target favorit serangan teroris di Indonesia adalah tempat-tempat yang dihuni warga negara asing.

"Kami akan meningkatkan pengamanan terhadap target yang mungkin jadi favorit seperti kedutaan kedutaan lainnya. Saya meminta kepada kedutaan-kedutaan selain kepada penguatan dari polisi, kita minta mereka juga perkuat masing masing," tutur Tito.

Kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengaku bertanggung jawab terkait serangan yang menewaskan sekitar 150 orang di Paris, Prancis pada Jumat 13 November 2015 malam waktu setempat. Kelompok teroris itu menyatakan telah mengirim 'pejuangnya', yang diikat dengan sabuk bom bunuh diri dan membawa senapan mesin ke berbagai lokasi di jantung ibu kota Prancis.

Serangan itu dirancang untuk menunjukkan Prancis akan tetap menjadi target utama untuk kelompok 'jihad', selama negara ini terus menentang kebijakan mereka. Serangan yang dilakukan sejumlah pria bersenjata dan pengebom di 6 titik menewaskan sekitar 150 orang pada Jumat malam waktu setempat itu.

ISIS sebelumnya mendistribusikan video yang berisi ancaman untuk menyerang Prancis, jika melancarkan serangan kepada pejuangnya. Melalui media, Al-Hayat Media Centre, kelompok ISIS membuat ancaman melalui beberapa militannya yang menyerukan umat Islam Prancis untuk melakukan serangan. (Ans/Ali)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini