Sukses

Biaya Operasi Korban Ledakan Duren Sawit Ditanggung Perusahaan

Biaya pengobatan dan operasi satpam yang menjadi korban ledakan granat di Duren Sawit, Jakarta Timur, mencapai puluhan juta rupiah.

Liputan6.com, Jakarta - Biaya pengobatan dan operasi satpam gedung Multipiranti Graha yang menjadi korban ledakan granat, Supriyatna Maulana (30), ditanggung sepenuhnya oleh PT Buana Persada. Perusahaan merupakan salah satu yang menyewa perkantoran di Jalan Raden Inten, Duren Sawit, Jakarta Timur tersebut.

Kepala Humas RS Islam Pondok Kopi Didin Sahidin mengatakan, perwakilan perusahaan Buana Persada sudah menjenguk Maulana Senin siang tadi. Pihak perusahaan pun menyelesaikan seluruh biaya rumah sakit.

"Biaya korban sudah ditanggung perusahaan. Tadi kan ada orang perusahaannya ke sini. Rumah sakit sudah dapat tanda tangan dari perusahaan," ucap Didin di RS Islam Pondok Kopi, Jakarta Timur, Senin (16/11/2015).

Hanya saja, Didin enggan menyebutkan secara terperinci total biaya pengobatan Maulana. Namun ia menaksir besarannya mencapai puluhan juta rupiah.

Ia pun mengungkapkan kondisi Maulana saat dibawa ke rumah sakit memang memerlukan penanganan yang cepat. Sebab jika dirujuk ke instalasi gawat darurat (IGD) pastinya pasien harus segera ditangani tim medis.

"Biaya ditaksir puluhan juta (rupiah). Dalam setiap kasus jika masuk IGD (Instalasi Gawat Darurat) berarti penanganannya harus segera," papar Didin.

2 Satpam gedung perkantoran Multipiranti Graha pada Senin dini hari tadi sekitar pukul 03.30 WIB, dikejutkan ledakan keras yang bersumber di lobi depan gedung. Saat itu, seorang satpam bernama Slamet tengah berada di pos dekat gerbang. Sementara rekannya Supriyatna Maulana sedang bersantai sembari mengisi daya baterai telepon seluler di lobi gedung.

Supriyatna terkena pecahan kaca dan serpihan granat yang meledak karena hanya berjarak dari sumber ledakan sekitar 2 meter. Pria 30 tahun itu menderita luka sobek di dada, tangan dan kakinya, sehingga dilarikan ke RS Islam Pondok Kopi.

Sejauh ini polisi belum mendapatkan gambaran pelaku. Sebab tidak ada saksi mata dan tak ada CCTV di sekitar lokasi kejadian.

Setelah lebih dari 6 jam mengusut di lokasi kejadian, polisi menemukan beberapa petunjuk peledak yang digunakan pelaku teror gedung Multipiranti Graha, yaitu komponen granat jenis manggis. Polisi pun mengatakan pelaku merupakan orang profesional dan terlatih dalam menggunakan alat peledak tersebut. (Ans/Mut)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini