Sukses

Berpulangnya Pengawal Loyal Bung Karno Jelang Hari Pahlawan

Bung Karno memanggilnya Jay. Kala presiden pertama itu lengser, Ma'at Soemardi memilih pensiun di usia muda dengan pangkat letnan kolonel.

Liputan6.com, Bogor - Prosesi pemakaman Ma'at Soemardi, veteran RI dan juga pengawal Presiden Soekarno yang meninggal dunia di usia 89 tahun, dilaksanakan sederhana di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Bantar Kemang, Bogor, Jawa Barat, Selasa (10/11/2015) siang. Meski tanpa ada prosesi militer dan tidak dimakamkan di taman makam pahlawan, hal itu tidak menyulutkan rasa hormat dan bangga kepada Negara Kesatuan Repubik Indonesia (NKRI) yang hingga kini berdiri tegak.

"Almarhum memang pesan kalau meninggal tidak mau dimakamkan di makam pahlawan dan tidak perlu pakai acara militer. Takut merepotkan. Semoga almarhum diberi tempat terbaik di sisi-Nya," kata Ai Suheri, anak pertama Ma'at, ditemui usai pemakaman di Bogor, Selasa (10/11/2015).

Mantan pejuang itu tutup usia pada Senin (9/11/2015), sekitar pukul 21.30 WIB, jelang peringatan Hari Pahlawan. Ma'at menghembuskan nafas terakhir di kediamannya di Kampung Babakan RT 001/001, Desa Banjarwaru, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor.

Teti Yulianti, anak kedua Ma'at menceritakan, almarhum aktif berjuang bersama-sama membantu kemerdekaan Indonesia dari penjajah Belanda dan Jepang di tanah air. Dia menggambarkan sosok ayahnya itu sebagai pejuang yang tangguh berjuang di medan perang.

Kala itu, Ma'at yang berpangkat Sersan Anggota Bn VII Corps Polisi Militer (CPM) selalu mendampingi Presiden Soekarno. Karena kedekatannya dengan presiden pertama RI, Ma'at dipanggil Jay oleh Soekarno. Jay merupakan salah satu pemeran dalam film Charlie Chaplin.

"Karena mukanya mirip dengan salah satu pemeran di film Charlie Chaplin, jadi sering dipanggil Jay," kata Tuti, yang mengaku paling dekat dengan almarhum.

Namun sejak Presiden RI lengser, Ma'at yang kala itu sudah menjabat sebagai Letnan Kolonel ikut pensiun di usianya yang masih muda.

"Saking loyalnya, Pak Soekarno lengser bapak saya juga ikut pensiun," ujar Tuti.

Ma'at mendapat kenaikan pangkat penghargaan Kolonel CPM saat pensiun. Dia beralih profesi menjadi pengusaha penyedia barang dan jasa. "Setelah pensiun bapak kontraktor. Beliau bangun Terminal Baranangsiang tahun 1972 dan jembatan di Sukabumi," ucap dia.

Sepekan sebelum meninggal dunia, kata Tuti, pria kelahiran 7 Januari 1927 ini selalu mengangkat tangan sebagai tanda hormat setiap bertemu dengan anak dan cucu-cucunya. Bahkan, dua hari sebelum meninggal, Ma'at sempat memberikan tanda melalui jarinya yang berbentuk angka 10.

"Saya baru sadar kalau hormat ke anak-anaknya dan cucunya dan menunjukan angka 10 pakai jarinya itu itu tanda peringatan Hari Pahlawan (10 November)," kisah Tuti.

Komandan Rayon Militer (Koramil) Ciawi Mayor (CHB) R. Khoiril mengatakan, almarhum semasa hidup turut bertempur di beberapa wilayah di Indonesia. Selain di Jawa, almarhum juga turun ke medan juang di Sulawesi dan Sumatera. "Kami sangat berduka cita karena telah kehilangan mantan pejuang terbaik RI," kata Khoiril. (Dry/Mut)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.