Sukses

Erupsi Gunung Barujari Naikkan Permukaan Danau Segara Anak

Jika lava terus mengalir ke danau, dikhawatirkan akan terjadi banjir bandang di Sungai Kokok Putek.

Liputan6.com, Erupsi Gunung Barujari menaikkan permukaan Danau Segara Anak Gunung Rinjani di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Kenaikan permukaan ini disebabkan oleh lava yang mengalir ke danau tersebut.

"Aliran lava sudah mengarah ke timur laut Gunung Barujari dan sudah masuk ke Danau Segara Anak dengan jarak sekitar 400 meter," kata Petugas vulkanologi di Pos Pengamat Gunung Api Rinjani, Mutaharlin, ketika dihubungi dari Mataram, Selasa (10/11/2015), seperti dikutip dari Antaranews.

Gunung Barujari dengan ketinggian 2.376 meter dari permukaan laut (mdpl) dan berada di sisi timur kaldera Gunung Rinjani meletus pukul 10.45 Wita, Minggu 25 Oktober 2015. Gunung itu masih mengeluarkan asap disertai abu vulkanik hingga kini.

Gunung Barujari yang juga disebut sebagai Anak Gunung Rinjani (3.726 mdpl) oleh masyarakat Pulau Lombok karena terbentuk di area Danau Segara Anak Gunung Rinjani pada 1944.

Mutaharlin mengatakan, aktivitas erupsi Gunung Barujari terus berlangsung, bahkan cenderung meningkat karena lava dan suplai magma yang mengalir terus-menerus.

Jika lava terus masuk ke Danau Segara Anak, air danau bisa melimpah. Akibat terburuknya, dapat mengakibatkan banjir bandang di daerah aliran Sungai Kokok Putek di Kabupaten Lombok Utara.

Suhu air Danau Segara Anak, kata dia, juga sudah mengalami peningkatan dari normal 20-21 derajat Celsius meningkat menjadi 36,7-38 derajat Celsius.

Menurut dia, suhu air Danau Segara Anak memang masih lebih rendah dibandingkan ketika Gunung Barujari meletus pada 1994. Saat itu, suhu air mencapai 49 derajat Celsius. Aliran air dari danau pada waktu itu menyebabkan permukaan Sungai Kokok Putek naik hingga 6 meter, melebihi jembatan sungai tersebut.

"Kalau aliran lava terus-menerus terjadi pada letusan kali ini, tentu suhu air danau akan terus meningkat dan akan mengganggu habitat flora dan fauna di area danau," ujar Mutaharlin.


Dia mengatakan, adanya ancaman bahaya secara tidak langsung dari letusan Gunung Barujari, berupa potensi banjir bandang di Sungai Kokok Putek, harus disikapi pemerintah dengan memperbanyak sosialisasi kepada masyarakat sekitar daerah aliran sungai.

"Harus diantisipasi betul dengan banyak memberikan pemahaman pada masyarakat supaya tidak kecolongan," kata Mutaharlin.

Ia juga memaparkan kondisi aktivitas Gunung Barujari hingga Selasa (11/10), masih fluktuatif ditandai dengan tremor terus-menerus dengan amplitudo maksimum 43 milimeter, atau lebih rendah dibanding hari sebelumnya sebesar 36 milimeter dengan tinggi letusan 1.400-1600 meter arah dominan ke utara.

"Angin pagi ini agak lemah, jadi suplai asap dan abu vulkanik akibat letusan tidak terlalu cepat, tapi kondisi berubah setiap saat karena aktivitas letusan yang masih fluktuatif," jelas Mutaharlin. (Bob/Sun)*

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.