Sukses

Melukis Georgia 'Negeri Persimpangan Asia-Eropa' dalam Tulisan

Untuk mendekatkan hubungan dua bangsa, Kedubes Georgia menggelar Mini World Project Essay Competition 2015 untuk para pelajar di Tanah Air.

Liputan6.com, Jakarta - "Tak kenal maka tak sayang" -- mungkin kata-kata itu menggambarkan realitas sebagian besar masyarakat Indonesia yang belum merasa dekat dengan salah satu negara sahabat, Republik Georgia.

Ketika mendengar kata 'Georgia', yang terlintas dalam benak sebagian orang Indonesia justru salah satu negara bagian Amerika Serikat yang memiliki nama serupa.

Padahal, negara yang terletak di persimpangan Asia Barat dan Eropa Timur itu memiliki banyak hal yang menarik untuk dieksplorasi.

Dalam rangka mendekatkan hubungan antar-masyarakat, Kedutaan Besar Georgia di Indonesia mengadakan kompetisi esai, Mini World Project Essay Competition 2015 untuk para pelajar di Tanah Air.

Esai ditulis sepanjang 4-5 halaman, dalam Bahasa Indonesia maupun Bahasa Inggris.

Duta Besar Georgia untuk Indonesia, Zurab Aleksidze mengatakan, kompetisi tersebut bertujuan untuk meningkatkan kontak people to people antar dua bangsa. Sekaligus lebih memperkenalkan negaranya ke masyarakat Indonesia.

Hasil kompetisi sungguh memuaskan. "Saya sungguh terkejut dan gembira dengan antusiasme peserta dalam  kontes ini," kata Dubes Aleksidze, Sabtu (7/11/2015).

Ia menambahkan, banyaknya para peserta yang ambil bagian juga membuktikan bahwa orang Indonesia, khususnya generasi muda, sangat antusias untuk mengeksplorasi hal-hal baru tentang Georgia: sejarah, pariwisata, alfabet, juga hubungan bilateral negara tersebut dengan RI.

 

Dubes Republik Georgia, Zurab Aleksidze menyerahkan penghargaan pada pemenang  Mini World Project Essay Competition 2015 ((Liputan6/GHelmi Afandi)


"Para peserta menuliskan hal-hal menarik tentang Georgia seakan-akan pernah ke sana. Tentu saja mereka mengumpulkan informasi dari banyak sumber. Tanpa ketertarikan -- bukan semata-mata mengejar hadiah -- tak mungkin mereka mau melakukannya," kata Dubes Georgia pertama untuk Indonesia itu.

Pesertanya juga tak hanya datang dari Jakarta. Tapi juga dari Padang, Makassar, Surabaya, Malang. Sepuluh pemenang mendapatkan suvenir, piagam penghargaan, dan diundang dalam resepsi yang diselenggarakan oleh Dubes Zurab Aleksidze, Sabtu 7 November 2015 malam.

"Kami juga ingin mempromosikan Georgia agar lebih banyak warga Indonesia berwisata ke negara kami," kata Dubes Zurab Aleksidze. "Pengalaman Georgia melakukan reformasi dan bagaimana negara kami memberantas korupsi juga menarik untuk dipelajari."

Georgia Punya Potensi Besar

Republik Georgia punya pemandangan indah, namun tak hanya itu potensi yang dimiliki (Wikipedia)


Pejabat Kementerian Luar Negeri, Baskara Pradipta mengatakan, memang, tak semua masyarakat Indonesia mengenal Georgia. Namun, apa yang terjadi dalam kompetisi esai tersebut mengindikasikan bahwa hubungan dua negara kian dekat.

"Awalnya peserta esai diperkirakan hanya 30 sampai 40 orang. Namun ternyata melebihi harapan, jumlahnya lebih dari 150," kata dia.

Luas wilayah Republik Georgia memang hanya 69.700 kilometer persegi, namun, Baskara menegaskan, jangan hanya melihat dari kecilnya. Negara itu punya potensi besar.

"Tak hanya pemandangannya yang indah. Tapi juga masyarakatnya yang baik, kebudayaannya yang bagus, dan potensinya ekonominya, termasuk sebagai pasar produk-produk Indonesia," tambah dia.

Potensi dalam hal ekonomi juga dimiliki seluruh wilayah Eropa Timur dan Tengah yang terdiri atas 22 negara dan total 300 juta penduduk.

"Kementerian Luar Negeri juga mendorong penguatan hubungan people to people, khususnya dengan Georgia," kata dia. (Ein/Rmn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.