Sukses

'Rapper' Jerman Prajurit ISIS Tewas Dalam Serangan Udara AS

Denis Cuspert alias Deso Dogg adalah pemimpin perekrut pemuda Jerman untuk dijadikan anggota militan. Namun, dia bukan 'target berharga'.

Liputan6.com, Washington DC - Denis Cuspert yang bernama panggung Deso Dogg, penyanyi rap dari Jerman tewas dalam sarangan udara di Suriah. Hal itu dibeberkan oleh Pentagon.

Ia adalah salah satu orang asing yang turut bergabung dengan ISIS. Cuspert adalah orang yang pernah mengancam membunuh Presiden AS Barack Obama secara langsung.

Kendati ia berhasil dilumpuhkan, Pentagon mengatakan bahwa Cuspert bukanlah 'target berharga'.

"Saya bisa konfirmasikan, bahwa serangan udara yang kami lakukan pada 16 Oktober lalu di dekat Raqa, telah membunuh Denis Cuspert alias Deso Dogg," kata juru bicara departemen pertahanan, Elissa Smith, seperti dilansir dari The Guardian, Jumat (30/10/2015)

Cuspert bergabung dengan ISIS pada 2012. Sejak saat itu,'tampangnya' berseliweran di banyak rekaman propaganda militan itu, termasuk rekaman November 2014 di mana dia memengang beberapa kepala terpenggal yang ia klaim sebagai tawanan yang memerangi ISIS.

Pejabat departemen pertahanan AS lainnya pun mengatakan bahwa Cuspert bukanlah target bernilai tinggi.

"Kami juga tidak spesifik untuk menargetkan dia. Serangan udara tanggal 16 Oktober lalu, selain berhasil menewaskan warga Jerman itu, kami juga berhasil membunuh beberapa para anggota ISIS," ujar salah seorang pejabat yang tidak ingin disebutkan namanya.

Selain bergabung dengan ISIS, menurut PBB, ia sebelumnya bergabung dengan Al Qaida. Cuspert memberikan sumpah setianya kepada pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi dan penyanyi rap ini adalah kepala perekrut pemuda Jerman untuk grup militan itu.

"Cuspert adalah teroris asing untuk ISIS yang memakai media sosial untuk merayu pemuda-pemuda," tambah Jubir Smith lagi.

ISIS melarang musik namun membolehkan menyanyi. Dan beberapa rekaman berlatar belakang suara vokal grup. (Rie/Tnt)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini