Sukses

Cara Melawan Ahok di Pilgub DKI 2017

Melawan Ahok dinilai sulit, apalagi jika hanya mengandalkan isu agama dan etnis, tidak cukup.

Liputan6.com, Jakarta - Hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SRMC) menyebutkan, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok unggul jauh dari bakal calon lawan-lawannya di konstelasi Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI 2017 mendatang.

Direktur‎ Eksekutif SMRC Djayadi Hanan berpandangan, melawan Ahok memang sulit, apalagi jika mengandalkan isu agama dan etnis saja tidak cukup. ‎Namun masih ada waktu dan cara 'melawan' Ahok di Pilgub DKI 2017.

"Melawan Ahok harus yang berhubungan dengan kinerja dan kemampuan selesaikan Jakarta. Karena citra Ahok yang melekat saat ini adalah soal kompetensi, integritas, dan tegas," kata Djayadi dalam jumpa pers hasil rilis 'Ahok dan Para Penantangnya untuk DKI 1' di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta, Rabu (14/10/2015).

Lalu siapa yang bisa menandingi Ahok dalam kompetensi kinerja dan ketegasan? Djayadi menilai ada 2 nama. Yakni Walikota Bandung Ridwan Kamil dan Walikota Surabaya Tri‎ Rismaharani.

Lebih jauh Djayadi mengatakan, terkait cara masih banyak yang perlu ditempuh melawan Ahok selain isu agama dan etnis. Tapi dia tidak tahu sejauh apa upaya perlawanan terhadap Ahok dari para calon lawan-lawannya itu. Termasuk Ridwan dan Risma.

"Kalau masalah perlawanan yang perlu usaha double belum tahu juga. Soalnya masih ada 1,5 tahun dan yang belum menentukan pilihannya di survei kami masih 63 persen. Bisa saja 63 persen itu terdistribusi untuk yang lainnya," kata Djayadi.

Djayadi menambahkan, lawan-lawan Ahok nanti paling memungkinkan akan melakukan kritik terhadap kinerja Ahok saat ini. Kalau tidak mengkritik, maka tampaknya agak sulit melawan Ahok di pilgub nanti.

"Jadi lawan Ahok nanti bagaimana caranya membuat yang positif dari Ahok dinegatifkan, atau isu-isu yang negatif soal Ahok dimainkan," kata Djayadi.

Dalam survei terbaru SMRC, Ahok sebagai incumbent pada Pilgub DKI 2017 lebih unggul dari calon-calon lawannya. Ini terlihat mayoritas responden mendukung Ahok kembali memimpin DKI Jakarta.

Ahok mendapat dukungan sebesar 23,5 persen. Sedangkan pesaing terdekatnya, Ridwan Kamil mendapat 3 persen dan Fauzi Bowo 2,1 persen.

Sementara nama-nama lain yang terbuka kemungkinan bisa menjadi calon lawannya, seperti Tri Rismaharani, Tantowi Yahya, Jokowi, Abraham Lunggana, Sutiyoso, Djarot Syaiful Hidayat sampai Dahlan Iskan, presentase dukungannya di bawah presentase Fauzi Bowo.

Adapun survei ini dilakukan dengan metodologi wawancara terbuka lewat tatap muka di lapangan pada 18-23 Agustus 2015. Wawancara terbuka itu dilakukan kepada seluruh warga negara Indonesia di Jakarta yang sudah berumur 15 tahun ke atas atau yang sudah menikah. Melalui multistage random, responden yang diwawancara sebanyak 800 orang.

Dari 800 responden itu, yang dapat diwawancarai secara valid sebanyak 631 orang atau 79 persen. Di mana margin of error pada wawancara tersebut sebesar sekitar 4 persen pada tingkat kepercayaan sebesar 95 persen. (Ali/Sun)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.