Sukses

Ahok: Orang Makan Kerang Hijau Beracun, LSM Nggak Protes

Reklamasi pantai telah dilakukan Belanda pada 1400 dan Singapura pada 1822.

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok tidak habis pikir dengan protes atas reklamasi yang dilakukan di laut Jakarta. Sekilas, kata dia, ada dampak yang ditimbulkan dari reklamasi, tapi sesungguhnya bila sudah berjalan, efek positif juga dirasakan masyarakat.

"Terus ada nggak yang protes kerang hijau yang mengandung logam berat? Anak-anak kerja, nggak ada LSM yang ribut. Atasi itu dulu deh biar nggak ada yang konsumsi kerang hijau yang mengandung logam berat," ujar Ahok di Balai Kota, Jakarta, Kamis (1/10/2015).

Menurut Ahok, tidak ada yang salah dengan reklamasi pantai bila dilakukan dengan benar dan sesuai aturan yang berlaku. Negara-negara maju saat ini, seperti Belanda dan Singapura bahkan sudah melakukannya sejak lama dan berdampak baik bagi masyarakat.

"Belanda sudah lakukan itu sejak 1400, Singapura 1822, saya nggak ngerti kalau dunia itu kayak akuarium jangan reklamasi. Kalau enggak kita musti gugat Belanda dong sudah reklamasi dari abad 15," jelas Ahok.

"Mungkin kita banjir karena Belanda dan Singapura nguruk ini. Kalau kayak akuarium bener teorinya, dikasih tanah naik airnya. Sayang dunia ini global gantung," tambah dia.

Dalam proses pembangunannya, reklamasi akan membuat nelayan terganggu. Tapi, pemerintah berjanji akan memikirkan nasib nelayan dan tidak akan membiarkan nelayan kehilangan mata pencariannya.

"Enggak juga kan kita mau pindahin. Nelayan kehilangan mata pencarian bukan karena reklamasi, dari dulu ikan ditangkapin ikan habis kok. Bangka Belitung juga sudah susah cari ikan," tandas Ahok.

Ahok sebelumnya memenuhi undangan Wali Kota Rotterdam Ahmed Aboutaleb untuk melihat sistem reklamasi yang dilakukan Rotterdam. Ahok mengaku kagum dengan keputusan berani Belanda mereklamasi laut mereka. Meski terus diprotes warganya dengan berbagai alasan, program itu tetap berjalan sehingga hasilnya bisa dinikmati saat ini. (Alv/Sun)*

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.