Sukses

Skandal Email Hillary Clinton: Itu Kesalahan, Saya Minta Maaf

Sebelumnya, Hillary pernah mengatakan ia tidak akan minta maaf apa atas skandal email pribadi itu.

Liputan6.com, New York City- Hillary Clinton, kandidat presiden AS dari Partai Demokrat dalam sebuah wawancara eksklusifnya dengan ABC News ia mengatakan bawa menggunakan email pribadinya selama menjadi Menteri Luar Negeri adalah "kesalahan" dan dia "menyesal" untuk itu.

"Saya pikir, saya bisa, dan seharusnya saya bisa berbuat lebih baik lagi, sebelumnya orang-orang bertanya (kasus ini)," kata Hillary kepada pembawa acara ABC News, David Muir di New York City.

"Apa yang telah saya lakukan pada dasarnya diizinkan. Tapi kalau dipikir-pikir, setelah melihat kembali ke belakang, meskipun itu diperbolehkan, seharusnya saya menggunakan dua akun. Satu untuk pribadi, satu untuk email pekerjaan. Itu adalah sebuah kesalahan. Saya minta maaf tentang itu. Saya bertanggung jawab. "

Permintaan maaf ini adalah sikap Hillary paling baru atas skandal penggunanaan email pribadi selama ia menjadi menteri luar negeri AS.

Sebelumnya, Hillary pernah mengatakan kepada media bahwa ia tidak akan meminta maaf atas skandal email pribadi ini. Ia berdalih "apa yang saya lakukan, diperbolehkan,"

Ketika ditanya oleh Muir apakah dia merasa dia membuat kesalahan dengan menggunakan akun pribadinya, Hillary mengakui ia berbuat salah.

"Saya akui, saya akui (membuat kesalahan)," kata Ibu dari Chelsea Clinton. "Seperti yang saya katakan, itu diperbolehkan dan saya tidak melakukannya sembunyi-sembunyi. Selama saya berkomunikasi dengan orang-orang di pemerintahan, mereka juga menggunakan email pribadi. Bukan satu dua, tapi banyak orang," tutur Hillary.

"Tapi bagaimanapun, aku minta maaf, atas pertanyaan-pertanyaan ini. Saya bertanggung jawab karena telah membuat keputusan yang tidak baik. "

Sementara menjadi Menteri Luar Negeri, Hillary menggunakan server email pribadi dari rumahnya di Chappaqua, New York untuk mengirim dan menerima email yang berhubungan dengan pekerjaan. 

Keputusannya menggunakan server pribadi telah menimbulkan pertanyaan, bagaimana dengan materi rahasia?

Suara Hillary Clinton Turun 

Lebih dari 55.000 halaman email dari server emailnya ke Departemen Luar Negeri, yang kini sedang diselidiki. (Tim Hillary dituduh 'menyembunyikan' 31.000 email pribadi. Mereka menyerahkan kepada penyidik. Dan sejak kasus ini mengemuka, mereka telah menghapusnya)

Bulan lalu, Hillary menyerahkan server pribadinya ke Departemen Kehakiman. Kini materi itu tengah dalam penyelidikan keamanan federal dan apakah ada informasi rahasia dalam email dari akun pribadi dia yang ia gunakan. Hillary mengaku berusaha untuk setransparansi mungkin dalam kontroversi email ini.

Skandal email pribadi ini telah menjatuhkan poling suara atas dirinya.

Sebuah jajak pendapat terbaru ABC News / Washington Post menemukan bahwa 53 persen orang Amerika sekarang melihat Hillary tak sebaik sebelumnya.

Meski begitu,Hillary Clinton tetap optimis tentang masa depan kampanyenya.

Ketika ditanya oleh Muir apakah dia akan mampu "bertahan" di tengah kontroversi email dalam kampanyenya, Hillary mengatakan ia tidak memiliki keraguan bahwa "saya bisa bertahan."

"Tentu saja bisa," katanya. "Saya, seperti yang Anda duga, ada banyak kontra dan pertanyaan yang diajukan. Dan saya bisa bertahan karena saya pikir, anggap saja saya sedang jadi presiden menanggapi permasalahan negara. Dan saya percaya rakyat AS akan menanggapi seperti itu. "

Muir meminta Hillary jika ada pernah suatu contoh di mana dia bertanya pada dirinya sendiri, "Mengapa saya melakukan ini lagi?"

"Tentu saja. Karena itu benar-benar sulit," Hillary menjelaskan. "Ini adalah sesuatu yang menuntut segalanya. Secara fisik, emosional, spiritual. Ini hanya 24/7."

Meskipun hari-hari melelahkan di kampanyenya, namun, istri dari Bill Clinton ini mengatakan kepada Muir dia masih memiliki waktu yang baik.

"Sulit, tapi itu menyenangkan," kata Hillary. "Sebagian besar hal-hal yang sulit dalam hidup itu justru menyenangkan." (Rie/Ein)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini