Sukses

30 Km dalam 8 Menit, Sensasi 'Melayang' di Kereta Maglev Shanghai

Liputan6.com berkesempatan menjajal kereta Maglev dari pusat kota Shanghai menuju Bandara Internasional Pudong. Seperti apa rasanya?

Liputan6.com, Shanghai - Jalan raya tak bakal mampu menampung kebutuhan mobilisasi manusia yang terus meningkat. Solusinya adalah dengan menggunakan kereta, yang memiliki kapasitas lebih besar dan bisa membawa lebih banyak orang.

Dengan kecanggihan teknologi, moda transportasi tersebut bisa dibuat lebih efisien, cepat, nyaman, bahkan dengan sensasi 'melayang'. Bak terbang tanpa sayap.

Salah satu kereta canggih itu adalah Maglev, singkatan dari magnetically levitated trains atau kereta levitasi magnetik, yang memanfaatkan gaya magnet untuk mengangkat kereta sehingga mengambang, tidak menyentuh rel, sehingga gaya gesek dapat dikurangi.

Dengan prinsip tersebut, kereta yang mulai diperkenalkan pada pertengahan Abad ke-20 itu kini bisa melaju hingga kecepatan 600 km/jam. NASA bahkan melakukan riset penggunaan sistem Maglev untuk meluncurkan pesawat ulang alik.

Karena mahalnya pembuatan rel magnetik, hingga tahun 2015, hanya ada 2 jalur Maglev yang dibuka untuk transportasi umum, yaitu Shanghai Transrapid di Tiongkok dan Linimo di Jepang.

Beberapa waktu lalu, Liputan6.com berkesempatan menjajal kereta Maglev dari pusat kota Shanghai, Tiongkok menuju Bandara Internasional Pudong.

Sistem kereta yang mulai dioperasikan pada 1 April 2003 bisa melaju dengan kecepatan maksimal 430 km/jam atau 268 mil/jam, mendekati kecepatan pesawat terbang di udara. Meski demikian, Maglev di Shanghai rata-rata dioperasikan dengan kecepatan 300 km/jam.

Dengan laju itu, jarak Longyang Road Metro Station menuju Bandara Pudong bisa ditempuh hanya dalam waktu 8 menit. Singkat.

Masing-masing kereta bisa membawa 574 penumpang. Maglev dioperasikan setiap 15 menit. Untuk tiket sekali jalan kelas ekonomi dipatok harga 50 yuan atau setara Rp 110 ribu.

Penasaran bagaimana sensasi melayang dengan kereta Maglev, saksikan dalam video berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Super-Maglev

Pada akhir April 2015 kereta maglev milik Japan Railway memecahkan rekor kecepatan 603 km/jam atau 374 mil/jam saat melayang di atas rel eksperimental di Yamanashi.

Juru bicara Japan Railway mengatakan, kereta mencapai kecepatan di atas 600 km/jam selama 10,8 detik. Kereta dengan kecepatan tersebut rencananya akan dipakai di rute Tokyo dan Nagoya mulai tahun 2027.

Perjalanan antar dua kota yang tadinya makan waktu 5 jam dengan mobil, akan bisa ditempuh dalam 40 menit menggunakan Maglev.

Kereta Maglev di Jepang yang pecahkan rekor kecepatan (Japan Times)

Pencapaian tersebut memecahkan rekor kecepatan sebelumnya yakni 581 km/jam pada 2003 yang juga dicapai Negeri Sakura.

Sementara, China mengoperasikan Maglev komersial yang kecepatannya mencapai 431 km/jam di Shanghai. Dan tak berhenti sampai di sana.

Pada Mei 2014 para peneliti dari Applied Superconductivity Laboratory di Southwest Jiaotong University China menguji coba pengembangan yang disebut sebagai 'super-maglev'.

Super-maglev yang dikembangkan ilmuwan Tiongkok (Daily Mail)

"Sistem ETT (Evacuated Tube Transport) akan memungkinkan kereta Maglev mencapai kecepatan sampai 3.000 km/jam atau 1.800 mil/jam, yang juga bisa diterapkan pada sistem peluncuran militer atau luar angkasa," kata pemimpin proyek Dr Deng Zigang seperti dikutip dari Daily Mail.

Dengan menggunakan tabung hampa udara (vacuum tube), super-Maglev mengurangi batasan kecepatan yang diakibatkan resistensi udara pada kereta Maglev biasa.

Sebagai perbandingan, kereta paling cepat di Amerika Serikat, Acela Express yang dioperasikan Amtrak kecepatan maksimalnya adalah 249 km/jam atau 150 mil/jam. (Ein/Tnt)

Baca juga: Dari Tiongkok, Masih Ada Setitik Harap untuk Spesies Panda

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.