Sukses

Kisah Bayi 'Ajaib', 22 Jam Terkubur Puing Gempa Nepal

Sonies yang baru 5 bulan terkubur puing-puing bekas rumahnya yang runtuh akibat gempa Nepal.

Liputan6.com, Kathmandu - Saat Rasmila Awal berjalan pulang dari toko, Sabtu 25 April 2015, Bumi tiba-tiba berguncang hebat. Dengan mata nanar, ia yang tak berdaya, melihat bangunan tempat tinggalnya runtuh.

Perempuan itu kian panik. Ia tahu benar di dalam bangunan itu, di bawah reruntuhan, ada anak-anaknya. Soniya yang berusia 10 tahun dan putranya, Sonies yang baru 5 bulan.

"Aku berteriak sejadi-jadinya. Meminta bantuan para tetangga," kata dia, mengingat kejadian saat itu, seperti dikutip dari CNN, Jumat (1/5/2015).

Melihat kondisi gedung yang luluh lantak akibat gempa Nepal, Rasmila pasrah. Mungkin anak-anaknya tak bisa diselamatkan.

Apalagi, situasi pascagempa sangat memprihatinkan. Tumpukan puing di sana sini. Semua nyaris rata dengan tanah. Hanya botol soda yang mencuat, atau sepotong pakaian yang terlihat di antara bata yang hancur, yang mengindikasikan, pernah ada orang yang hidup di sana.

Gempa di Nepal. (Reuters)

"Aku mati rasa," kata perempuan 35 tahun itu. "Aku tak mendengar apapun, tak tahu apakah mereka masih hidup."

Suami Rasmina, Sham Krishna Awal (35), sedang bekerja saat gempa mengguncang. Ia mencari nafkah sebagai sopir angkutan.

Sham pun cepat-cepat pulang ke rumah. Dengan panik, ia mengais-ngais reruntuhan, mencari anak-anaknya. Para tetangga berdatangan. Namun, keyakinan Rasmila terlanjur menipis.

"Harapanku agar mereka selamat nyaris pupus," kata dia. "Aku tak mendengar bunyi apapun." Senyap, tak ada suara kehidupan di balik puing-puing.

Berkah datang 2 jam kemudian. Soniya yang duduk di kelas 4 SD ditemukan dalam kondisi bernyawa. Namun, adiknya masih belum juga ditemukan.

Tak ada indikasi bayi itu masih hidup, hingga...

Selanjutnya: Keajaiban Terjadi...

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Keajaiban Terjadi

Keajaiban Terjadi

Rombongan tentara Nepal tiba di lokasi sekitar pukul 18.00. Mereka juga menggali puing-puing dengan tangan dan alat seadanya. Tapi, hasilnya nihil. Para serdadu akhirnya berlalu setelah 3 jam.

Ayah sang bayi, Sham mulai kehilangan harapan. Hingga kemudian, dari bawah reruntuhan, ia mendengar suara tangisan lemah.

Air matanya bercucuran. Putranya Sonies masih hidup! Namun, malam telah larut. Tak banyak yang bisa dilakukan di tengah kegelapan.

"Kalau memang putramu ditakdirkan hidup, maka ia akan hidup. Jika tidak, Tuhan akan mengambilnya," kata seorang tetangga, menenangkan Rasmila.

Sembari menanti, keluarga kecil itu tidur di lapangan di dekatnya. Bersama sejumlah orang lainnya -- yang tak berani tidur di dalam rumah, atau terpaksa karena tempat tinggal mereka sudah rata dengan tanah.

Pagi berikutnya, Sham dan Rasmina kembali ke bekas rumah mereka. Dan mereka mendengar suara yang didambakan -- suara paling indah: tangisan putra mereka.

"Kami kembali ke sana dan mendengar lagi suara itu," kata Rasmina. Matanya berkaca-kaca mengenang momentum itu.

Tentara Nepal kembali datang. Menggali lagi. Dan, keajaiban kembali terjadi pada 22 jam setelah gempa. Dada Rasmina berdegup kencang, saat melihat bayinya diangkat dari reruntuhan.

Bayi ajaib Nepal, selamat setelah 22 jam terkubur puing (Kathmandutoday.com)

Wajah lucunya ditutupi debu tebal. Tapi si bayi selamat.

Foto Sonies diangkat dari reruntuhan, menggambarkan betapa parahnya gempa yang melanda negeri itu. Namun, kisah penyelamatannya memberikan harapan bagi bangsa yang sedang terluka.

Sonies lantas dilarikan ke rumah sakit terdekat. Dokter yang memeriksanya mengatakan, ia hanya mengalami memar ringan dan luka kecil di pahanya. Selebihnya, ia baik-baik aja.

"Saat itu putraku sudah mulai tersenyum," kata Rasmila.

Bayi ajaib Nepal, selamat setelah 22 jam terkubur puing (Instagram @tboothhk)

Kabar penyelamatan Sonnies adalah berita bagus, di tengah kondisi Nepal yang berduka.

Kini, Sham Awal dan keluarganya tak punya tempat tinggal. Semua yang mereka miliki hilang. Saudara ipar Sham Awal dan 2 kemenakannya -- yang tinggal berdekatan -- meninggal dunia akibat gempa.

Namun, bayi itu, Sonies, wajah harapan bagi Nepal, ada di dekat mereka. (Ein/Ndy)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.