Sukses

Warga Aceh Galang #CoinForAustralia Kembalikan Bantuan Tsunami

Dalam upaya untuk mengajukan permohonan ke Indonesia terkait eksekusi mati warganya, PM Abbott menyinggung bantuan tsunami Aceh A$ 1 miliar.

Liputan6.com, Banda Aceh - Pernyataan Perdana Menteri (PM) Australia Tony Abbott yang menyinggung bantuan sebesar A$ 1 miliar untuk tsunami Aceh pada 2004 silam, menuai protes dan kecaman.

Tapi tak hanya itu, warga Aceh bahkan berencana mengembalikan dana bantuan tersebut secara langsung ke PM Abbott. Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia memulai mengajak masyarakat Aceh untuk menggalang dana untuk mengembalikan bantuan tsunami ke PM Abbott.

Hal tersebut diungkapkan organisasi mahasiswa itu melakui akun Twitter resminya, @KAMMI_ACEH.

"Kembalikan Bantuan Tsunami, KAMMI Aceh Galang #KoinUntukAustralia," begitu kira-kira bunyi kicauan @KAMMI_ACEH, disertai  foto pengumpulan koin. Kicauan itu disertakan pula dengan hashtag #CoinForAustralia.

Tanda pagar (tagar) #CoinForAustralia itu juga ramai dikicaukan oleh sejumlah warga Aceh. Salah satunya oleh politisi Risman Rachman. Menurut dia, diplomasi PM Tony Abbott layak dibalas dengan tagar tersebut.

"Aksi #KoinuntukAustralia adlh sikap protes rakyat kpd politisi Australia yg menyinggung harga diri rakyat Aceh lewat politik bantuannya," kicau Risman Rachman melalui akunnya, @atjeh01.

"Bantuan tdk layak dipolitikkan. Politik bantuan wajib ditolak. Jgnkan dari asing, dari politisi Indonesia sendiri juga menjijikkan," imbuh dia melalui Twitter.

Sementara, ppengguna Twitter lain, Mahyiddin Daud berkicau dengan me-mention langsung akun Twitter resmi PM Abbott.

"@TonyAbbottMHR Acehnese People will payback all u aid.We never ask for australia aid after tsunami #CoinForAustralia," kicau Mahyiddin melalui ‏@MahyiddinDaud.

Hal yang sama juga dilontarkan oleh netizen dengan nama akun Iwan Rasta. "Dear, Mr.@TonyAbbottMHR : We will give ur money back. Please send the bill. Thank you. #CoinForAustralia."

Kata PM Abbott

Sebelumnya, dalam upaya mengajukan permohonan atas rencana eksekusi mati terhadap terpidana mati Bali Nine, yakni Andrew Chan dan Myuran Sukumaran, Perdana Menteri Tony Abbott mengingatkan betapa dekatnya hubungan Australia dan Indonesia, yang diwujudkan dalam bentuk bantuan dari Negeri Kanguru sebesar A$ 1 miliar.

"Jangan lupa, beberapa tahun lalu, saat Indonesia dilanda tsunami dari Samudera Hindia, Australia memberikan bantuan senilai A$ 1 miliar. Kita mengirim kontingen sebagai bentuk bantuan kemanusiaan," ujar Abbott, seperti dikutip Liputan6.com dari News.com.au.

"Kami, Australia selalu ada untuk kalian, pemerintah dan rakyat Indonesia. Untuk itu, kami berharap kalian bisa membalas hal itu saat ini," imbuh dia.

Politisi Partai Liberal Australia itu juga memperingatkan bahwa hubungan pihaknya dengan Indonesia bisa terganggu jika eksekusi mati terhadap Andrew Chan dan Myuran Sukumaran tetap dilaksanakan.

"Saya tidak ingin membuat hubungan baik yang telah kita jalin ini menjadi buruk. Kita adalah teman baik dan tetangga dekat," kata Abbott. "Namun, saya tegaskan bahwa kami tidak bisa mengabaikan hal seperti ini begitu saja jika usaha yang kami lakukan diabaikan oleh Indonesia."

Menteri Luar Negeri (Menlu) Australia Julie Bishop kemudian menelepon JK untuk mengklarifikasi maksud dari pernyataan Abbott tersebut. Kata Bishop, apa yang dikatakan Abbott tak bermaksud mengungkit bantuan untuk korban tsunami Aceh.

"Tadi siang sekitar jam 12 Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop menelepon Pak JK sebagai wapres," ujar juru bicara JK, Husain Abdullah. "(Menlu Bishop) berusaha memberi penjelasan bahwa pemerintahannya itu tidak bermaksud ada pamrih dengan bantuan yang diberikan di aceh waktu tsunami," imbuh dia.

Husain menjelaskan, penyataan dari Abbott ditujukan untuk menggambarkan eratnya relasi antara Australia dan Indonesia. Selain erat, hubungan kedua negara sudah terjalin begitu lama, termasuk di bidang kemanusiaan.

Jadi, dikatakan Husain, Menlu Bishop memastikan sama sekali lagi tak ada maksud dari Australia untuk menuntut balasan setimpal dari Indonesia. "Mereka menampik bahwa seolah-olah itu ada pamrih bantuan itu. Jadi itu yang ingin ia luruskan," tandas dia. (Riz/Yus)


 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini