Sukses

23-2-1885: Kisah John 'Pria yang Tak Bisa Digantung'

Entah mengapa, 3 upaya yang dilakukan untuk menggantung mati John justru gagal. Mungkinkah itu pertanda bahwa John tak bersalah?

Liputan6.com, Exeter - Kejadian unik terjadi pada hari ini, 23 Februari 130 tahun silam atau tepatnya pada 1885. Saat itu muncullah lelaki bernama John Henry George Lee, yang disebut-sebut sebagai pria yang tak bisa digantung atau 'The Man They Couldn't hang'.

John 'Babbacombe' Lee dihukum mati karena pembunuhan brutal majikannya, Emma Keyse, di rumahnya di Babbacombe Bay dekat Torquay pada tanggal 15 November 1884.

Emma ditemukan tewas dengan leher tersayat pisau dan rumahnya terbakar. Pria yang Lahir di Abbotskerswell, Devon itu kemudian dinyatakan bersalah dan divonis hukuman gantung. Meski bukti-bukti bahwa ia pelakunya tak kuat.

"Alasanku mengapa begitu tenang karena aku percaya kepada Tuhan bahwa aku tak bersalah." kata John Lee kepada hakim di pengadilan seperti dimuat BBC.

Namun saat waktu eksekusi mati Lee di Penjara Exeter, Inggris pada 23 Februari 1885 tiba, entah mengapa tiga upaya yang dilakukan dalam proses tersebut justru gagal.

Pintu tempat terpidana mati berdiri yang seharusnya terbuka saat eksekusi berlangsung, tak berfungsi tiga kali berturut-turut. Padahal sebelumnya telah diuji coba oleh sang algojo, James Berry.

Akhirnya, Menteri Dalam Negeri kala itu, Sir William Harcourt memutuskan untuk meringankan hukuman penjara Lee menjadi seumur hidup. Melihat kejadian tak biasa yang disebut-sebut menjadi pertanda bahwa hukuman gantung tak layak bagi terpidana mati itu.

Mungkinkah itu pertanda John tak bersalah?

Banyak teori bermunculan setelah peristiwa gagalnya hukuman gantung Lee. Tapi pihak berwenang Inggris mengemukakan melalui laporan resmi bahwa ada kesalahan dalam perakitan tiang gantungan, yang memungkinkan engsel pintu eksekusi gantung tak membuka.

Gagalnya eksekusi gantung Lee pun dijadikan pelajaran, karena akhirnya dilakukan perbaikan pada desain standar tiang gantungan agar peristiwa serupa tak terulang.

Setelah lolos dari eksekusi mati, Lee pun akhirnya menjalani hukumannnya. Ia lalu dibebaskan pada tahun 1907. Banyak spekulasi muncul setelah kebebasannya.

Beberapa percaya Lee mulai hidup baru di luar negeri dengan identitas berbeda. Sementara lainnya menduga ia pindah ke London setelah lolos dari maut. Muncul juga dugaan bahwa ia menghabiskan hari-harinya di panti sosial South West.

Namun belakangan ditemukan sertifikat kematian seorang pria atas nama John Lee. Namun dalam dokumen tersebut dinyatakan profesinya seorang pelukis harian, yang meninggal karena 'Degenerasi miokard'. Berbeda dengan latar belakang sebenarnya Lee, yang merupakan anggota Royal Navy Inggris dan menjadi asisten rumah tangga untuk Emma Keyse.

Sebuah makam tak bertanda yang diyakini milik John Lee pun kabarnya ditemukan. Meski tak ada yang tahu pasti akhir keberadaannya, namun ksah John 'Babbacombe' Lee masih dikenang hingga saat ini.

Peristiwa lain yang tak kalah unik juga terjadi di tanggal sama tahun 1846, di mana lonceng Liberty di Philladelphia, AS terakhir kali dibunyikan untuk menandai ulang tahun Presiden pertama Amerika, George Washington.

Sementara pada 23 Februari 1887 terjadi gempa bumi besar di French Riviera yang terletak di garis pantai Mediterania. Sekitar 2 ribu orang dilaporkan tewas dalam musibah tersebut. (Tnt)

 
 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.