Sukses

Polisi China Dipecat Gara-gara Ketahuan Makan Salamander

Salamander raksasa merupakan hewan yang amat langka dan dilindungi di China.

Liputan6.com, Beijing - Seorang kepala polisi di China dipecat setelah sejumlah rekan kerjanya memukuli para wartawan yang menemukan mereka sedang pesta makan salamader raksasa dalam sebuah acara makan-makan mewah. Para pewarta itu tadinya hendak memberitakan ada sejumlah pejabat menikmati hewan 'terlarang' itu.

"Beberapa petugas polisi menampar dan menyerang 3 wartawan yang mencoba untuk memotret perjamuan hewan, lalu ponsel dan kamera mereka diambil," demikian ditulis Southern Metropolis Daily, surat kabar di China selatan seperti dikutip dari Reuters, Rabu (17/2/2015).

Wang Yuanping dilaporkan dipecat karena memerintahkan para petugasnya untuk berjaga-jaga di luar restoran dan menghalangi penyelidikan terhadap insiden yang terjadi bulan lalu. Media pemerintah melaporkan bulan lalu bahwa sekelompok orang tersebut diduga makan salamander raksasa, amfibi terbesar di dunia, di sebuah restoran seafood.

Salamander raksasa merupakan hewan yang amat langka dan dilindungi di China.

"Yang dimakan di pesta itu merupakan salamader yang dibesarkan dalam tempat penangkaran. Jadi tak ada ancaman kepunahan binatang itu," ungkap polisi Shenzhen dalam blog mereka seperti dikutip dari BBC.

"Pesta senilai total US$ 804 atau sekitar Rp 10 juta itu juga tak dibayar dari dana publik, dan tidak ada dari mereka yang datang dengan kendaraan dinas," jelas polisi Shenzen itu.

Meski telah menegaskan, Wang membayar acara makan-makan itu dari kantongnya sendiri, namun ia tetap dikeluarkan dari kepolisian.

"Perbuatannya ini merupakan penyalahgunaan atas kekuasaan dan dia melanggar displin dengan tipu dayanya. 12 Aparat polisi yang diskors karena insiden ini telah kembali ke pekerjaan mereka," demikian dijelaskan kantor kepolisian setempat.

Kasus ini adalah salah satu yang paling aneh sejak Presiden Xi Jinping berkuasa pada tahun 2013, dan meluncurkan pemberantasan korupsi. (Tnt/Sss)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini