Sukses

Fernita PPP: Yang Ditolak Mekanisme, Bukan Djan Faridz

Ketua pimpinan sidang Muktamar PPP di Jakarta, Fernita Darwis mengakui hal itu karena ia yang mempersingkat jadwal.

Liputan6.com, Jakarta - Pada Muktamar Partai Persatuan Pembangunan (PPP) VIII versi Suryadharma Ali (SDA) yang berlangsung sejak Jumat 31 Oktober kemarin, Djan Faridz terpilih secara aklamasi sebagai ketua umum atau ketum partai berlambang Kabah tersebut. Namun hal tersebut membuat muktamar yang berlangsung kemarin menjadi ricuh.

Ketua pimpinan sidang, Fernita Darwis mengakui hal tersebut lantaran bukan penyebutan nama Djan Faridz. Tapi karena ia yang mempersingkat jadwal.

"Tadinya saya mau mempersingkat waktu rundown acara, saya padatkan jawaban DPP terhadap pandangan umum DPW. Saya gabung karena permintaan Pak SDA (Suryadharma Ali). Tapi ternyata teman-teman ingin sesuai jadwal," ujar Fernita di sela rapat komisi Muktamar PPP kubu SDA di Jakarta, Sabtu (1/11/2014).

Ketua Steering Committee Muktamar VIII PPP versi SDA itu pun juga menyerahkan sepenuhnya kepada perserta muktamar untuk menentukan pemilihan ketum.

"Tergantung peserta maunya bagaimana. Sekarang saja masih sidang komisi," jelas Fernita.

Hasil Pandangan Umum Dewan Perwakilan Daerah (DPW) menghasilkan 6 keputusan dalam Muktamar VIII di Hotel Grand Sahid, Jakarta. Ketua Pimpinan Sidang, yang juga merupakan Ketua DPP PPP versi SDA, Fernita Darwis membacakan 6 hasil tersebut di mana salah satunya menyatakan Djan Faridz terpilih secara aklamasi.

Namun, hal tersebut membuat para peserta Muktamar PPP di Jakarta memprotesnya, kemudian berakhir ricuh.

Siapa pun Berperluang Jadi Ketum

Sementara itu, Sekretaris DPC PPP Situbondo, Jawa Timur, Sunardi Muhid mengatakan keputusan pada pandangan umum DPW yang menyatakan Djan Faridz merupakan keputusan yang dianulir.

"Pemilihan semalam itu dianulir. Semalam itu dukungan lisan, bukan keputusan paripurna. Itu hanya pandangan umum DPW. Jadi sekarang belum ada ketum baru. Masih bisa berpeluang siapa pun (menjadi ketua umum)," ujar Sunardi di Hotel Grand Sahid, Jakarta, hari ini.

Menurut dia, masih ada sejumlah nama yang akan maju selain Djan Faridz. "Ada Ahmad Yani, Muqowan, dan Dimyati Natakusuma. Sedangkan Epyardi (Asda) sudah memutuskan mundur," jelas dia.

Sebaliknya, Ketua DPW Papua Barat Dulhaidir, menegaskan dengan aklamasi, membuat PPP kian bersatu.

"Kami berharap semangat persatuan ini bisa secara cepat dilakukan dengan aklamasi. Karena muktamar (PPP) ini adalah yang paling sah," jelas dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.