Sukses

17-10-1933: Pelarian Albert Einstein dari Pembantaian Nazi

Albert Einstein menjadi salah satu ilmuwan Yahudi yang masuk daftar target pembunuhan oleh Nazi.

Liputan6.com, Berlin - Pada hari itu, 17 Oktober 1933, ilmuwan terkemuka dunia, Albert Einstein baru saja tiba di Amerika Serikat. Ia melarikan diri dari Nazi yang hendak membunuhnya dengan cara dipenggal. Atas sebuah alasan: Einstein merupakan warga Yahudi. Sang ayah, Hermann Einstein, dan ibunya, Pauline Einstein merupakan seorang Yahudi yang menetap di Ulm, Jerman. 

Einstein menjadi salah satu ilmuwan yang masuk daftar target pembunuhan oleh Nazi. Rezim Adolf Hitler itu menyebar sayembara yang kala itu nilainya sebesar 50 ribu poundsterling bagi siapa saja yang berhasil membawa kepalanya ke pihak Nazi.

Dalam cuplikan laporan berbentuk film dari Pathé terlihat Einstein baru saja tiba di New York setelah mengarungi lautan samudera dari Inggris. Sebelumnya Einstein melarikan diri dari Jerman menuju Inggris.

Penemu teori relativitas tersebut datang ke Negeri Paman Sam bersama ratusan warga Yahudi asal Jerman lainnya. Demi menyelamatkan diri dari jeratan Nazi dan menempuh hidup baru.

Einstein bersama warga Yahudi lainnya menjadi orang-orang yang beruntung. Sebab kala itu, Nazi mempersempit gerak Yahudi di Jerman yang hendak melarikan diri. Rezim Nazi mulai ketat melakukan penolakan terhadap Yahudi dengan menolak pembuatan paspor, menerapkan pajak emigrasi yang tinggi, serta membatasi tranfer uang melalui bank.

Nazi juga memerintahkan boikot besar-besaran terhadap produk Yahudi. Termasuk memerintahkan pembakaran buku dan karya ilmiah yang diterbitkan orang Yahudi.

Pada saat yang sama, negara asing juga mulai membatasi kuota pengungsi dari luar negeri. Misalnya Amerika Serikat yang menerapkan aturan, hanya menerima 27 ribu visa dari 309 ribu orang Yahudi yang mengajukan izin masuk tersebut.

Namun demikian, eksodus besar-besaran tetap terjadi dari Jerman. Pada masa pemerintahan Hitler, Januari 1933-Oktober 1941, 360 ribu warga Yahudi berhasil kabur dari Jerman.

Menurut sumber yang dilansir Yahoo, Jumat (17/10/2014), ada sekitar 163 ribu warga Yahudi yang 'terjebak' di Jerman. Sebagian besar dari jumlah tersebut menjadi korban holocaust atau pembantaian yang dilakukan Nazi.

Tapi hingga sekarang, tak ada fakta yang mendukung tudingan Nazi tersebut. Einstein dikenal sebagai ilmuwan yang memberikan kontribusi besar bagi dunia. Selain mengemukakan teori relativitas, beliau juga banyak menyumbang pada mekanika kuantum, kosmologi dan mekanika statistik. Dia juga pernah diberi anugerah Penghargaan Nobel dalam fisika pada tahun 1921

Dalam artikel bertajuk Mitteilungen über die Judenfrage disebutkan bahwa rezim Nazi melancarkan propaganda yang menyatakan bahwa Einstein tidak jenius dan merupakan warga Yahudi dengan kemampuan terbatas. Einstein bahkan dituding plagiarism atas sejumlah karyanya. Juga disebut tak ada hal yang baru dalam teori relativitas yang dicetuskannya.

Pada 17 Oktober 2001, Menteri Pariwisata Israel Rehavam Ze'evi tewas dibunuh dalam serangan teroris di sebuah hotel Yerusalem. Sejarah juga mencatat pada 17 Oktober 1994, jurnalis Rusia Dmitry Kholodov tewas dibunuh saat tengah menginvestigasi dugaan korupsi di tubuh militer Moskow.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.