Sukses

Bentrokan Pecah Selasa Malam di Hong Kong, 45 Demonstran Dibekuk

Bentrokan antara demonstran dan polisi pecah di Hong Kong Rabu malam di sekitar Lung Wo Road. Sejumlah demonstran ditangkap.

Liputan6.com, Hong Kong - Bentrokan antara demonstran dan polisi pecah di Hong Kong Rabu malam. Saat aparat bergerak menghentikan aksi massa yang menduduki jalan utama di depan kompleks pusat pemerintahan.

Demonstran pro demokrasi awalnya memukul mundur upaya polisi untuk membubarkan mereka, dengan cara mengepung aparat yang menyemprotkan cairan merica -- hingga mundur dari Lung Wo Road, di Distrik  Admiralty, yang menjadi lokasi kebuntuan dan perang urat syaraf antara pemrotes dan pasukan keamanan.

"Polisi kembali lagi malam hari, kali ini aparat berhasil membersihkan jalanan dari para pemrotes, juga barikade mereka," demikian dilaporkan reporter CNN Pamela Boykoff, seperti dikutip Liputan6.com, Rabu (15/10/2014).

Meski aksi yang dilakukan para demonstran Hong Kong mendapat pujian, sebagai contoh pembangkangan sipil yang terorganisasi dengan baik, sejumlah orang tak sabar dengan protes yang berkepanjangan -- terutama efeknya pada lalu lintas dan bisnis.

Setidaknya 45 orang, 37 pria dan 8 perempuan ditahan Selasa kemarin atas tuduhan berkumpul secara ilegal dan menghalangi kerja polisi.

Juga pada Selasa malam, demonstran kembali berusaha mengambil alih Lung Wo Road. Mereka berseru, 'kami tak takut apa pun!"

"Tanyakan pada para demonstran, takutkan mereka pada peluru? Tidak! Ini adalah kesempatan kami. Kami tahu mungkin semua ini akan berujung pada kegagalan, tapi tak ada yang sia-sia, setidaknya kami telah mencoba," kata demonstran berusia 62 tahun, Lo Cheong.

Merebut kembali Lung Wo Road dirasa penting bagi para demonstran. "Untuk melindungi massa pemrotes," kata salah satu pengunjuk rasa bernama Bon.

Dalam pernyataan yang dirilis Rabu pagi, polisi mengimbau para demonstran untuk tetap 'tenang dan mengendalikan diri'. "Pengunjuk rasa melewati garis polisi, meski dengan mengangkat kedua tangan, tidak termasuk aksi damai," demikian bunyi pernyataan tersebut.

Sebelumnya polisi membersihkan barikade massa dari Queensway, jalan yang berdekatan dengan lokasi protes di Admiralty.

Menuntut Demokrasi

Demo dilakukan untuk memprotes aturan ketat yang diberlakukan Beijing bagi calon yang ingin mencalonkan diri sebagai kepala eksekutif Hong Kong. Para pengunjuk rasa menilainya sebagai upaya untuk membatalkan pemilu bebas di sana -- pemberangusan demokrasi.

Tak hanya memprotes China, demonstran juga meminta kepala eksekutif Hong Kong yang kini menjabat, CY Leung mundur.

Pada puncak protes, puluhan ribu demonstran menyemut di jalanan. Mereka berlindung di balik barikade yang didirikan di sejumlah area unjuk rasa -- bahkan tidur di atas aspal beratap langit, sebelum bantuan tenda datang.

Lalu lintas di sejumlah wilayah Hong Kong buntu akibat penutupan kalan, bus dan tram berhenti beroperasi. Para pengemudi taksi juga pebisnis mengeluhkan pendapatan mereka yang terpangkas.

Sempat tak bersuara, CY Leung akhirnya bicara di televisi. Ia menyebut, apa yang dilakukan para demonstran bukanlah 'revolusi'. "Melainkan gerakan massa yang menjadi tak terkendali."

Ia juga menolak mundur. "Itu tak akan menyelesaikan masalah," kata Leung, menolak melepas jabatannya sebagai orang nomor satu di Hong Kong. (Sss)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.