Living in Tengger

Liputan6.com, Jakarta - Udara segar begitu melegakan nafasku. Pohon-pohon kecil dan besar terus menyebarkan oksigen bagi sekitarnya. Angin berlarian di antara bukit-bukit. Sesekali menelan asap tebal dari kendaraan yang lalu lalang.

Pandanganku tak bisa ku tahan untuk menembus suguhan ribuan meter keindahan. Coklatnya tanah bercampur pasir mampu menghasilkan hamparan hijau. Tak ada urusan dengan kontur tanah. Baik datar, lembah, maupun lereng, ketika akar telah mencengkeram tanah maka semua energi bumi merayap masuk ke tubuh tanaman yang akan dibalut sinar matahari dan angin pegunungan.

Mataku seperti didikte alam untuk menikmatinya. Aku menyebutnya, ini negeri langit. Negeri yang terbentang di ketinggian 2 ribu meter lebih di atas permukaan laut. Tanaman-tanaman di tempat ini, begitu sehat. Ini merupakan kemurahan dari yang Maha Kuasa untuk negeri langit. Warga negeri ini pun mempunyai cara tersendiri untuk mensyukuri nikmat yang diberikan Tuhan.

Dinginnya malam membuat siapapun yang berada di tempat ini berusaha untuk menghangatkan tubuh. Api unggun akan membuat kita semakin kagum dengan tempat ini. Kondisi gelap ini membuat keberadaan bintang-bintang rasanya begitu dekat.

Sekitar pukul 03.30 WIB aku mulai menyusuri jalan berkelok menuju tempat paling tinggi, yakni puncak penanjakan Gunung Bromo, Jawa Timur. Salah satu tempat favorit untuk menunggu indahnya matahari terbit di ketinggian 2.400 meter di atas ketinggian laut.

Ini benar-benar negeri langit. Gunung batok tepat berada di bawahku. Kawah Gunung Bromo juga terlihat jelas menganga dan terus mengepulkan asap. Sementara Gunung Semeru terlihat paling jauh dari puncak negeri langit.

Ingin tahu keindahan apa saja panorama alam dari Taman Nasional Bromo Tengger Semeru di Jawa Timur? Dan bagaimana kisah selanjutnya berkunjung di negeri langit? Saksikan selengkapnya video Potret Menembus Batas SCTV, Senin (13/10/2014) di bawah ini:

Baca juga: