Sukses

10-10-1911: Kudeta Gulingkan Kaisar China

Pada 10 Oktober 1911, pasukan revolusioner melancarkan perlawanan terhadap pemerintah lokal di Wuhan, Provinsi Hubei.

Liputan6.com, Beijing - Hari itu, 10 Oktober 1911, sebuah kudeta yang mengguncang China dimulai. Pasukan revolusioner melancarkan perlawanan terhadap pemerintah lokal di Wuhan, Provinsi Hubei.

Kudeta memicu revolusi yang berujung pada penggulingan kaisar terakhir Pu Yi, mengakhiri kekuasaan Dinasti Qing, dan runtuhnya sistem feodalisme Tiongkok yang telah ajeg selama 2.200 tahun. Republik China pun akhirnya lahir. Peristiwa itu juga dikenal sebagai Revolusi Xinhai, Revolusi 1911, atau Revolusi China.  

Pada Abad ke-19, Kekaisaran Qing menghadapi sejumlah tantangan, termasuk sejumlah pemberontakan dan serbuan asing ke wilayah Tiongkok. Dua perang candu atau perang opium melawan kekuatan Barat yang dipimpin Inggris menyebabkan lepasnya wilayah Hong Kong. China juga kalah dalam  Perang Sino-Jepang Pertama 1894-1895.

Meski Qing masih mengendalikan Tiongkok, jutaan orang China yang hidup di luar negeri, termasuk di Asia Tenggara dan Amerika, mulai menuntut dilakukannya reformasi dan revolusi.  

Kang Youwei dan Liang Qichao memimpin gerakan pro-monarki konstitusional. Sementara Sun Yat-sen -- seorang dokter -- membentuk aliansi revolusioner atau Tongmenghui -- yang bertujuan mengeser Kekaisaran Qing dengan pemerintah republik. "Sun adalah sosialis yang memiliki sejumlah kecenderungan ke arah sosialis," demikian Liputan6.com kutip dari laman Office of the History di situs Departemen Luar Negeri Amerika Serikat.



Mengalami kekalahan beruntun pasca-pemberontakan Wuhan, Qing mengubah sistem pemerintahan menjadi monarki konstitusional. Jenderal Yuan Shikai ditunjuk jadi perdana menteri -- namun sebelum berhasil merebut area yang dikuasai kaum revolusioner, sejumlah provinsi mulai memproklamasikan pemisahan dari kekaisaran.

Pada 1 Januari 1912, Republik China berdiri, Sun Yat-Sen diangkat jadi presiden sementara -- dipilih oleh majelis Nanjing mewakili 17 provinsi.  Namun, hanya di bagian selatan. Bagian utara masih dikendalikan Yuan Shih Kai.

Pemerintah republik, yang lemah dalam hal dukungan militer untuk menggulingkan Dinasti Qing, melakukan pendekatan pada Yuan Shih Kai.

Yuan setuju menurunkan takhta Kaisar Kecil Puyi atau  Kaisar Xuantong, tapi dia meminta menjadi presiden. Sang raja pun dipaksa menyerahkan kekuasaannya pada Februari 1912.



Yuan Shih Kai diangkat sebagai Presiden Sementara Republik Tiongkok pada 14 Februari 1912, dan diambil sumpahnya pada 10 Maret pada tahun yang sama. Namun pemerintahannya ditentang banyak pihak, terutama setelah ia mengangkat dirinya sendiri sebagai Kaisar Tiongkok pada tahun 1915.

Setelah Yuan meninggal, Tiongkok masuk ke periode raja-raja wilayah. Kemudian, pada 1949, terjadi pergolakan antara kekuatan nasionalis pimpinan Jenderal Chiang Kai-sek dan kubu Komunis pimpinan Mao Zedong.

Akibat dari perang saudara tersebut, Pemerintah Republik China kehilangan kontrol atas Daratan China dan pindah ke Pulau Taiwan pada Desember 1949. Dunia mengenal negara tersebut sebagai Republic of China. Sementara negara berhaluan komunis didirikan di Tiongkok.

Selain revolusi di China, tanggal 10 Oktober juga diwarnai kejadian bersejarah. pada tahun 1789, di Istana Versailles Prancis, seorang dokter, Joseph Guillotin mengatakan eksekusi mati yang paling 'manusiawi' dan hanya sedikit mengakibatkan rasa sakit adalah pemenggalan kepala dengan sekali ayunan pisau.

Sementara, pada 10 Oktober 1970, Menteri Tenaga Kerja untuk Provinsi Quebec, Kanada Pierre Laporte, jadi korban penculikan dan pembunuhan yang dilakukan teroris dari  Front de libération du Québec (FLQ)

Pada tanggal yang sama tahun 2008 terjadi peristiwa pengeboman di Orakzai, Afghanistan. Anggota Taliban menabrakkan truk bermuatan bahan peledak ke acara perkumpulan yang dihadiri 600 orang -- untuk membahas cara membersihkan wilayah mereka dari Taliban. Sebanyak 110 orang tewas dalam insiden tersebut. (Riz)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini