Sukses

Satwa 'Kunci' Hutan Tropis

Macan tutul Jawa, elang Jawa serta owa Jawa sebagai 3 spesies kunci vegetasi hutan tropis di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Sukabumi.

Liputan6.com, Sukabumi - Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Sukabumi, Jawa Barat sinar matahari menembus dinginnya pagi di kawasan hutan hujan tropis ini. Lengkingan owa Jawa seolah membangunkan seluruh penghuni hutan. Elang hitam memanfaatkan panas matahari menembus kabut yang masih tersisa.

Sejumlah satwa lain memulai hari dengan mencari makan. Sejumlah pegiat konservasi satwa berusaha meneliti 3 satwa endemik langka, owa Jawa, elang Jawa dan macan tutul Jawa.

Bersama petugas Taman Nasional Gunung Gede Pangrango mereka mencari keberadaan macan tutul Jawa dan keterkaitan dengan elang Jawa serta owa Jawa sebagai 3 spesies kunci vegetasi hutan tropis.

Kamera pengintai dengan sensor panas atau camera trap jadi andalan para peneliti. Pencarian jejak telapak kaki, kotoran maupun goresan cakar menjadi petunjuk penting keberadaan macan tutul Jawa.

Seperti bekas cakar di pohon puspa, diyakini sebagai goresan cakar macan tutul Jawa yang memiliki nama latin panthera pardus melas. Owa Jawa juga merupakan satwa endemik yang keberadaannya terus terancam.

Owa Jawa atau hylobates moloch adalah primata khas pulau Jawa yang menjadi salah satu prioritas daftar satwa dilindungi. Fakta menarik terkuak, owa Jawa ternyata hidup di karakter habitat yang sama dengan elang Jawa dan macan tutul Jawa.

Seperti primata lainnya, owa Jawa hidup berkelompok. Pohon Afrika, rasamala dan puspa jadi sumber makanan bagi owa Jawa. Tidak hanya owa Jawa yang bergantung pada pohon-pohon tropis, elang Jawa juga menjadikan rasamala atau puspa sebagai tempat bersarang.

Elang Jawa yang memiliki nama latin spizaetus bartelsi biasanya bertelur 2 tahun sekali. Satwa yang ditetapkan sebagai lambang negara Garuda Pancasila ini juga terancam punah. Di beberapa lokasi keberadaan sarang elang Jawa dan wilayah kekuasaan macan tutul saling berdekatan.

Bahkan bekas cakar macan tutul sering ditemukan tak jauh dari sarang elang Jawa. Bekas cakar macan tutul Jawa di pohon puspa jadi acuan untuk pemasangan camera trap. Biasanya macan tutul akan melewati jalur yang sama sebagai penanda wilayah kekuasaan atau teritori-nya.

Hasil camera trap berupa video ataupun foto beberapa kali membuktikan eksistensi macan tutul Jawa, khususnya di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.

Saksikan selengkapnya pada tautan video yang ditayangkan Potret Menembus Batas SCTV, Minggu (21/9/2014), di bawah ini. (Rmn)

Baca juga:

Mencari Jejak Sang 'Garuda'

Satwa Petarung Tanah Pasundan

Perdagangan 'Garuda' Ilegal

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini