Sukses

Kabut Asap Membuat Jarak Pandang di Riau Kian Buruk

Asap yang menyelimuti Riau sekarang ini berasal dari Sumatera Selatan karena arah angin di Pulau Sumatera bergerak ke arah Riau.

Liputan6.com, Jakarta - Asap dari kebakaran hutan dan lahan di sejumlah daerah di Indonesia kian memperburuk jarak pandang di Provinsi Riau. Sejak pukul 15.00 WIB hingga pukul 19.00 WIB, jarak pandang di Kota Pekanbaru tak sampai 1 kilometer.

"Di Kabupaten Pelalawan, jarak pandangnya hanya 500 meter. Begitu juga dengan kabupaten lainnya di Riau. Ini karena Riau mendapat kiriman asap dari Sumatera Selatan dan Jambi," kata juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo melalui pesan singkatnya, Senin (15/9/2014) malam.

Di Riau, terang Agus, bukannya tidak terdapat titik api. Satelit Terra dan Agua milik BMKG pada pukul 16.00 WIB mendeteksi 51 titik api. Jumlah itu tersebar di Kabupaten Kuansing sebanyak 6 titik, Pelalawan 20, Indragiri Hilir 3, Kampar 7, Bengkalis 3, Rokan Hilir 3 dan Siak 2.

"Asap yang selimuti Riau sekarang ini berasal dari Sumatera Selatan karena arah angin di Pulau Sumatera bergerak ke arah Riau," terang Agus.

Peningkatan jumlah titik api tidak hanya di Riau. Menurut Agus, Satelit mendeteksi 630 titik di Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat sebanyak 268, Kalimantan Selatan 74, Sumatera Selatan 281, Kepulauan Bangka Belitung 53, Jambi 48, dan Lampung 8.

"Asap di Kalimantan mengarah ke arah timur laut menuju pusaran siklon Kalmaegi. Sedangkan di Sumatera angin menuju ke utara dan timur laut sehingga asap dari Sumsel menyebar ke wilayah Riau," kata Agus.

Sebagian besar penyebab kebakaran, tambah Agus, adalah dibakar di areal perkebunan dan hutan. Ini akan meningkat seiring dengan puncak kemarau diperkirakan hingga Oktober 2014 sehingga potensi kebakaran akan meluas jika tidak ada pengendalian.

"Berdasarkan data tahun 2006-2014, pola hotspot di Sumatera dominan terjadi pada pertengahan Juni-Oktober, sedangkan di Kalimantan pada Agustus-Oktober. Puncak hotspot adalah bulan September-Oktober. Daerah-daerah yang terbakar adalah lahan gambut yang sulit dipadamkan," ucap Agus.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini