Sukses

Ukraina-Rusia Sepakat Upayakan Perdamaian Jangka Panjang

Lebih dari 2.600 orang dilaporkan tewas akibat pertempuran antara pemberontak pro-Rusia dengan militer Ukraina.

Liputan6.com, Kiev - Konflik antara militer Ukraina dan kelompok pemberontak pro-Rusia berhenti sejak gencatan senjata diteken antara sejumlah pihak, yakni Ukraina, Rusia, pihak pemantau OSCE (Organization for Security and Co-operation in Europe), dan pemberontak.

Presiden Ukraina Petro Poroshenko dan Presiden Rusia Vladimir Putin kemudian berbicara lewat sambungan telepon untuk menciptakan gencatan senjata dan perdamaian jangka panjang. Diharapkan konflik bisa berakhir sepenuhnya.

"Kami juga sepakat untuk melibatkan OSCE secara penuh untuk memantau terus gencatan senjata," ujar Poroshenko, seperti Liputan6.com kutip dari BBC, Minggu (7/9/2014).

Selain itu, baik Poroshenko dan Putih juga menyetujui kerja sama dalam rangka membantu para korban perang. Putih mengatakan pihaknya berharap adanya dialog lanjutan.

Pihak Rusia berjanji bakal mengambil tindakan apabila Uni Eropa menjatuhkan sanksi baru terhadap Moskow, sehubungan dengan krisis Ukraina.

Pernyataan itu dilontarkan setelah Uni Eropa berencana menambah sanksi bagi Rusia. Namun kebijakan itu bisa dihentikan apabila Moskow menarik pasukannya dari Ukraina.

Selama ini Rusia dituding berada di balik gerakan kelompok pemberontak di Rusia. Moskow disebut membantu para separatis. Namun pihak Kremlin membantahnya.

Dugaan keterlibatan Rusia juga disebutkan terjadi saat kasus jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH17 pada Juli lalu. Kapal terbang yang mengangkut 298 orang itu diduga kuat ditembak jatuh oleh rudal dari darat oleh pemberontak menggunakan senjata Rusia.

Pihak Moskow juga membantah hal tersebut dan menuding militer Ukraina yang menembak menggunakan jet tempur.

Gencatan senjata diteken pada Jumat 5 September pukul 15.00 waktu setempat, lalu. Sejak itu, belum ada laporan adanya bentrokan besar yang sebelumnya kerap terjadi di daerah konflik, seperti Donetsk.

Lebih dari 2.600 orang dilaporkan tewas akibat pertempuran antara pemberontak pro-Rusia dengan militer Ukraina di kawasan Donetsk dan Luhansk, sejak melepasnya Crimea dari Kiev dan bergabung ke Moskow.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini