Sukses

Panglima TNI: ISIS Harus Kita Lawan dengan SUMUK

Dia menambahkan, isis dan sumuk adalah kontra pelesetan dari bahasa Jawa. Isis dalam bahasa Jawa berarti sejuk, sedangkan sumuk panas.

Liputan6.com, Malang - Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk memerangi gerakan radikal Islamic State of Iraq and Syria atau Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dengan kebersamaan umat Islam di Indonesia.

"ISIS harus kita lawan dengan SUMUK. Apa itu? Solidaritas Umat Muslim untuk Kebhinekaan dan Keberagaman. Kebhinnekaan atau keberagamaan itu ciptaan Allah, karena itu kalau ada yang melawan kebhinnekaan berarti melawan kehendak Tuhan," katanya saat peresmian Pondok Pesantren dan Rehabilitasi Mental Az-Zainy di Kabupaten Malang, Jumat 6 September malam.

Dia menambahkan, isis dan sumuk adalah kontra pelesetan dari bahasa Jawa. Isis dalam bahasa Jawa berarti sejuk, sedangkan sumuk adalah panas atau minimal gerah dalam bahasa Indonesia. Artinya, keberadaan ISIS justru membuat "panas" di mana-mana.

"ISIS musuh bersama. Mereka sudah mulai ada di Indonesia dan kami sudah mengantongi peta kekuatan mereka, karena kami sudah mendeteksi pengikuti ISIS dari sini yang pernah ke Turki, Suriah, Irak, dan sebagainya," katanya Moeldoko.

Menurut dia, pesantren yang merehabilitasi berbagai jenis kelainan mental itu penting, apalagi pengikut ISIS dan mereka yang suka meledakkan diri sendiri dan orang lain di sekitarnya itu juga "orang gila baru" yang juga harus diperangi.

"Orang gila baru itu lebih berbahaya daripada orang gila yang dirawat di pesantren ini, karena itu saya mengajak para ulama dan masyarakat bekerja sama dengan prajurit saya di Kodam, Korem, Kodim, Koramil, hingga Babinsa, untuk membangun nasionalisme atau sumuk itu," katanya.

Namun, katanya, rehabilitasi masyarakat berkelainan mental seperti di Pesantren Rehabilitasi Mental Az Zainy itu juga sangat penting.

"WHO mencatat penderita gangguan jiwa pada suatu negara itu saat ini sudah 30 persen dari penduduk suatu negara, dengan tiga persen di antaranya gila berat atau kalau di Indonesia ada sekitar 7 jutaan," pungkasnya. (Ein)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini