Sukses

Kedubes AS di Libya yang Kosong Jadi Taman Bermain Para Milisi

Sebuah video yang beredar menunjukkan, sejumlah pria berpakaian lengkap melompat dan berenang di kolam kompleks Kedubes Amerika Serikat.

Liputan6.com, Tripoli - Kompleks Kedutaan Besar Amerika Serikat di Tripoli, Libya yang sekian lama terlantar, kini berubah fungsi. Para anggota milisi dilaporkan menggunakannya sebagai taman bermain.

Sebuah video yang beredar menunjukkan, sejumlah pria berpakaian lengkap melompat dan berenang di kolam.

Duta Besar AS Deborah Jones, yang kini tak berada di Libya, lewat Twitter mengatakan, setting rekaman tersebut diduga menunjukkan area perumahan di kompleks Kedubes. Namun, menurut Jones, "ruangan dokumen dan senyawa bangunan korps diplomatik ini dijaga ketat dan belum dijarah. Orang-orang yang telah mengunjungi Kedubes tahu hal yang sebenarnya."

Sementara itu, juru bicara Kongres Nasional Umum atau General National Congress mengatakan, pihak milisi yang ada di Kedubes adalah mereka yang ditugaskan untuk mengamankannya.

"Milisi berada di bawah komando Libyan General Staff dan apa yang terjadi bukanlah penyerangan ke kompleks Kedubes,  atau upaya penjarahan," kata Omar Hmaidan.

"Apa yang terjadi (aksi bermain-main di kolam renang) adalah tindakan terpisah dari sejumlah oknum yang bertugas melindungi kompleks Kedubes. Kami tidak menolerir aksi itu," kata dia.



Sementara itu, pejabat Deplu AS mengatakan, pihaknya sedang mencari informasi detil tentang insiden tersebut. "Pada titik ini kami yakin kompleks Kedubes masih aman dan kami terus memonitor situasi di lapangan."

Para diplomat AS sebelumnya dievakuasi dari Tripoli bulan lalu, menyusul aksi kekerasan para milisi.

Sementara, koresponden CNN, Jomana Karadsheh, yang baru dievakuasi dari Tripoli beberapa pekan lalu mengatakan, informasi para milisi memanfaatkan gedung Kedubes yang kosong, tidak mengejutkan.

"Pertempuran di Tripoli yang meletus antar milisi pada bulan Juli dan berlangsung selama berminggu-minggu, digambarkan oleh pejabat Libya sebagai yang 'belum pernah terjadi sebelumnya'.

Banyak rumah di beberapa bagian Tripoli telah dijarah dan digeledah oleh kelompok-kelompok milisi yang berbeda selama pertempuran, termasuk pekan lalu, rumah Perdana Menteri Abdullah al-Thinni jadi sasaran.  PM Libya diketahui tak berada di Tripoli saat ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.