Sukses

Dari Mana Sumber Dana ISIS?

ISIS baru-baru ini merebut pangkalan udara militer Suriah di Tabqa.

Liputan6.com, Baghdad - Kelompok radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) tengah menjadi ancaman dunia internasional. Tak hanya bagi Irak dan Suriah, tapi juga Amerika Serikat, bahkan Indonesia. Pergerakannya agresif dan berhasil menduduki sejumlah wilayah Iraq dan Suriah.

Dari mana sumber dana untuk menyokong pergerakan ISIS? Sebuah laporan yang dilansir News.com.au dan The New York Times menyebut ISIS memiliki uang mencapai US$ 2 miliar atau sekitar Rp 23,4 triliun.

Uang mencapai puluhan triliun itu didapat dari donatur, uang tebusan dari aksi penculikan, dan pajak dan pendapatan perusahaan swasta dan pemerintah di Irak dan Suriah yang ISIS kuasai.

Sejumlah kota Irak, seperti Mosul, menjadi ladang besar pendapatan ISIS. Sebab, Mosul memiliki banyak infrastruktur strategis yang bisa dimanfaatkan kembali untuk menghasilkan uang. Misalnya Bendungan Mosul.

Selain itu, duit dengan angka fantastis juga mereka dapat dari hasil perampokan ke sejumlah bank. Uang yang mereka dapat kemudian mereka gunakan untuk membeli senjata dan memberi "gaji" kepada anggotanya.

Departemen  Luar Negeri Amerika Serikat mengungkapkan, ISIS memiliki dana yang cukup besar yang mereka dapatkan dari hasil penebusan sandera penculikan, yang kemudian dipakai untuk membayar anggota dengan jumlah yang juga besar.

Ketua Free Syrian Army -- Sayap Pemberontak Suriah -- Sheikh Hassan membeberkan jaringan ISIS cepat melebar lantaran pasokan dana yang cukup besar.

"Bayaran yang diterima para anggotanya lebih besar, mereka dilatih dan dipersenjatai dengan baik. Bahkan lebih baik dari tentara Irak dan Suriah," ujar Sheikh Hassan, seperti dimuat New York Times, Senin (25/8/2014).

Menurut pakar terorisme Timur Tengah, Rodger Shanahan, sangat sulit untuk memprediksi secara pasti berapa "harta kekayaan" yang dimiliki kelompok Daulah Islamiyah tersebut.

"Kecuali kalau Anda pegang buku rekening rahasia mereka. Kita semua tahu banyak uang mengalir dari kawasan Teluk (Persia) ke Suriah. Kita tahu mereka telah menjual minyak dari beberapa area yang mereka kuasai. Kita juga tahu mereka menetapkan pajak ke sejumlah orang, tapi berapa banyak uang dari tiap-tiap sektor tersebut? Hanya mereka yang tahu," papar Rodger.

Lebih jauh, dia menjelaskan, ISIS tengah gencar memperluas daerah kekuasaan sebagai bagian dari misi mereka untuk mendirikan Negara Islam yang besar. "Dan mereka kini sedang mencoba memperluas wilayah dan kekuasaan melebihi pemerintah setempat (Irak dan Suriah)," tandas Rodger.

ISIS baru-baru ini merebut pangkalan udara militer Suriah di Tabqa. Militer Presiden Suriah Bashar al-Assad sedang mempersiapkan serangan balasan dan perebutan kembali basis tersebut.

Sementara Amerika Serikat tengah mempersiapkan opsi untuk melancarkan serangan ke sarang ISIS di Suriah, setelah menggempur markas milisi tersebut di Irak, sebagai langkah untuk melenyapkan keberadaan kelompok yang juga disebut IS. (Ein)

Baca juga:

AS Siap Bombardir ISIS di Suriah

Lingerie "ISIS" Tuai Kecaman

Petinggi ISIS Tewas Dibom di Suriah

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini