Sukses

Iran Kutuk Pengeboman Masjid di Irak

Namun, Iran tidak akan mengirim pejuang membantu Irak melawan militan ISIS.

Liputan6.com, Teheran - Pihak Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Iran membantah berbagai tuduhan bahwa pasukan Iran dikerahkan di Irak. Juru bicara Kemenlu Iran Marzieh Afkham pun mengutuk keras serangan teroris yang mengebom saat salat Jumat di satu masjid di timur laut Baquba, ibukota Provinsi Diyala, Irak.

"Pemerintah Iran menyatakan belasungkawa kepada pemerintah dan rakyat Irak, serta bersimpati kepada keluarga korban," ujar Afkham seperti dilansir Kantor Berita Asia Pasifik OANA, Minggu (24/8/2014).

Menurut Afkham, memprovokasi konflik sektarian sebagai pendekatan usang oleh teroris. "Saat memimpin otoritas keagamaan dan elite politik terkemuka Irak membentuk kehendak nasional untuk memerangi terorisme takfiri (suka mengkafirkan), para teroris berniat untuk merusak persatuan nasional Irak dengan oleh tindakan provokatif seperti menyerang jemaah di masjid Syiah dan Sunni."

Ia pun menyatakan harapan bahwa dalam konteks penguatan persatuan dan resolusi nasional, Irak akan dapat berhasil mengatasi situasi sulit saat ini dan mengatasi plot teroris.

Dalam kaitan dengan beberapa tuduhan yang dipublikasikan bahwa pasukan militer Iran hadir di Irak, dia membantah keras berita itu. "Iran tidak mengirim apa pun pasukan ke Irak dan tidak berencana untuk melakukannya."

"Iran mengikuti dengan erat setiap perkembangan di Irak dan menganggap segala bentuk kerja sama dengan Irak, sebagai dua negara yang memiliki hubungan bilateral kuat dan memiliki komitmen internasional," pungkas Afkham.

Sementara dalam jumpa pers di Bagdad, Menteri Luar Negeri Iran Mohammed Javad Zarif mengatakan negaranya tidak harus berada di dalam wilayah Irak untuk membantu mengatasi militan Islamic State of Irak and Syria (ISIS).

Iran mengatakan tidak akan mengirim pejuang untuk membantu Irak melawan militan ISIS meskipun kelompok radikal tersebut itu kian mendekati perbatasan dengan Iran. Menlu Iran pun yakin tentara Irak mampu menjaga kedaulatan negaranya.

Komentar itu diungkapkan Menlu Iran saat jumpa pers di Baghdad, Minggu 24 Agustus waktu setempat bersama Menlu Irak Hoshyar Zebari, seperti dilansir VOA News.

Adapun Zebari mengatakan kepada para wartawan bahwa Irak tidak kekurangan tentara dan menghargai bantuan dunia internasional.

Hal serupa dikemukakan Kanselir Jerman Angela Merkel yang menolak mengirim tentara dan senjata bagi kelompok Partai Pekerja Kurdi (PKK) yang ikut membantu militer Irak melawan militan ISIS.

Merkel mengatakan kelompok PKK, yang dinyatakan sebagai organisasi teroris oleh Uni Eropa, tidak memenuhi syarat untuk menerima bantuan senjata dari Jerman. (Ant)

Baca juga:

Masjid Irak Meledak Diduga Dibom ISIS, 64 Tewas
AS Siap Bombardir ISIS di Suriah
Penyanyi Rap Inggris Jadi Tersangka Pembunuh Wartawan AS

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini