Sukses

Konvoi Pengungsi di Ukraina Timur Diserang, 17 Tewas

"Militan sekarang memblokir akses ke daerah sekitar konvoi, menghancurkan dan menembaki semua kendaraan di daerah tersebut".

Liputan6.com, Kiev - Sebuah konvoi pengungsi di wilayah Luhansk timur diserang. 17 Orang di dalamnya pun dilaporkan tewas.

"Enam luka-luka dalam serangan itu," kata pihak berwenang Ukraina dikutip dari CNN, Rabu (20/8/2014).

"Pertempuran berlanjut di sekitar kota Lutuhyne, dekat tempat konvoi diserang," demikian info situs operasi kontraterorisme Ukraina terkait serangan tersebut.

Konvoi tersebut dalam perjalanan dari Luhansk ke Lutuhyne ketika diserang.

Sejauh ini, mereka yang terluka dirawat di rumah sakit. Namun di lokasi tersebut masih terjadi baku tembak, sehingga tidak ada peneliti atau jurnalis bisa mencapai tempat kejadian.

Kolonel Andriy Lysenko mengatakan, pasukan Ukraina sedang dicegah untuk mengevakuasi korban lain dengan adanya pertempuran di wilayah yang masih dikuasai oleh separatis.

Menurut militer Ukraina, perempuan dan anak-anak termasuk di antara mereka yang tewas dalam serangan terhadap konvoi pengungsi itu.

"Padahal para warga sipil mencoba melarikan diri dari pertempuran antara pemberontak pro-Rusia dan militer Ukraina. Militan sekarang memblokir akses ke daerah sekitar konvoi, menghancurkan dan menembaki semua kendaraan di daerah tersebut," kata seorang perwakilan dari pihak militer.

Pertempuran sengit terus terjadi untuk mengendalikan kota Luhansk, benteng bagi pemberontak pro-Rusia. Militer Ukraina telah direbut kembali satu distrik di kota itu.

Seorang juru bicara Keamanan Nasional dan Dewan Pertahanan Ukraina sebelumnya mengatakan, jasad 15 warga sipil telah ditemukan pada Senin 18 Agustus malam.

Konvoi Bantuan Dihentikan

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Konvoi Bantuan Dihentikan

Konvoi Bantuan Dihentikan

Lembaga-lembaga kemanusiaan mengatakan ribuan orang di Luhansk dan daerah tetangga Donetsk tidak memiliki akses mendapatkan air, listrik dan bantuan medis. Karena bantuan terhadap mereka tak kunjung datang.

Pejabat Ukraina mengakui, sebenarnya pada Minggu 17 Agustus ada konvoi lebih dari 260 kendaraan Rusia di perbatasan yang membawa bantuan kemanusiaan. Tapi, beber Lysenko, bantuan itu tidak bergerak pada Selasa pagi, karena pemberontak Republik Donetsk Rakyat belum memberikan jaminan keamanan yang diperlukan untuk Komite Internasional Palang Merah.

Sekelompok kecil dari International Committee of the Red Cross (ICRC) telah dikirim ke Luhansk untuk mengevaluasi situasi di sana untuk melanjutkan pengiriman bantuan dengan kargo.

Pada Selasa 19 Agustus, 77 kota dan desa di wilayah Donetsk hidup tanpa listrik.

Konvoi-konvoi seperti itu awalnya memicu kekhawatiran bahwa Rusia sedang mencoba untuk menggunakan konvoi kemanusiaan sebagai kedok untuk mengirim lebih banyak bantuan dan senjata untuk pemberontak pro-Rusia di timur Ukraina. Namun pihak Rusia membantahnya.

Menurut perkiraan dari pejabat PBB, pertempuran yang dipicu oleh krisis politik apakah Ukraina akan mencari hubungan lebih dekat dengan Eropa atau Rusia ini telah menewaskan lebih dari 2.000 orang, dan 5.000 lainnya terluka di Ukraina timur sejak pertengahan April.

Upaya Diplomatik

3 dari 3 halaman

Upaya Diplomatik

Upaya Diplomatik

Upaya untuk menemukan solusi diplomatik untuk krisis di Ukraina timur sudah dilakukan. Agar tak lagi memakan banyak korban.

Presiden Ukraina Petro Poroshenko juga sudah menghubungi Kanselir Jerman Angela Merkel.

"Kami membahas pertanyaan tentang bagaimana kita dapat menemukan cara untuk mencapai gencatan senjata sangat dibutuhkan di timur Ukraina," kata Menteri Luar Negeri Jerman Frank-Walter Steinmeier. "Kami membahas pertanyaan tentang bagaimana dapat meningkatkan dan mengoptimalkan kontrol di perbatasan Rusia-Ukraina."

Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan beberapa kemajuan telah dibuat untuk mengakhiri permusuhan. Begitu juga pengawasan perbatasan, pengiriman bantuan kemanusiaan, dan menciptakan kondisi kondusif untuk penyelesaian masalah. (Sss)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini