Sukses

Bocah Cantik Gaza Lumpuh, Impian Jadi Dokter Kandas

Meski pedih, Maha masih mengingat jelas kejadian tersebut. "Saya dan ibu saya terluka".

Liputan6.com, Gaza - Sungguh malang nasib Maha al-Sheikh, anak perempuan Gaza berumur 7 tahun ini harus menjalani hari-harinya dengan hanya berbaring di rumah sakit. Sebab bocah cantik itu kini lumpuh.

Pil pahit harus ditelan oleh Maha. Selain lumpuh, ia juga harus mendapati kenyataan bahwa tujuh anggota keluarganya termasuk sang ibu, tewas akibat serangan Israel di wilayah rumahnya di Shijaiyah pada Selasa 22 Juli 2014 lalu.

Meski pedih, Maha masih mengingat jelas kejadian tersebut.

Kami sedang duduk di rumah ketika mendengar suara tembakan. Jadi kami turun ke bawah. Di sinilah kami terluka, beberapa di antara kami ada yang tewas dan sisanya terluka," kata gadis kecil itu seperti dilansir Sky News, Senin (11/8/2014).

"Saya dan ibu saya terluka, kami tahu jika kami tetap tinggal di rumah maka kami akan mati. Tapi ibu saya tinggal di rumah dan ia meninggal," cerita Maha.

Akibat serangan itu, sebuah pecahan peluru mengenai saraf leher Maha. Menyebabkan kelumpuhan pada semua anggota tubuhnya. Sudah 22 hari ia terbaring di Rumah Sakit Shifa, Gaza.

Gadis kecil itu hanya bisa mengamati sekitar saja. Dia mengerti apa yang dikatakan orang lain, namun ia tidak bisa mengerakkan tangan dan kakinya.

"Saya merasa saya tidak bisa melakukan apa-apa dengan tubuh saya. Ketika saya bergerak, saya tidak merasakan tubuh saya bergerak," ucap Maha.

Para petugas medis berusaha untuk menyembuhkannya, namun sulit.

Basil Baker, dokter ahli bedah saraf mengatakan tak ada yang bisa dilakukan. Seiring berjalannya waktu, semakin tidak ada peluang untuk kesembuhan saraf Maha.

"Tubuh bagian bawahnya telah kehilangan daya gerak. Pemulihan untuk bagian tubuh atas harus segera dilakukan," jelas Barker.

"Jika dia tetap di sini dan terus terinfeksi, kami akan sulit mengobati. Kami tidak dapat melakukan pemulihan saraf-sarafnya," papar Baker.

Baker berharap agar Maha segera memulai terapi sel induk ke depannya.

Setidaknya sudah ada tiga rumah sakit bersedia memberikan pengobatan dan bedah saraf tulang belakang kepada Maha, yakni rumah sakit di Jerman, Turki dan Amerika Serikat. Seluruh biaya pengobatan ditanggung oleh dermawan.

"Dia menunggu untuk dirawat di luar negeri, sehingga dia bisa segera sembuh," kata sang bibi, Mahasen Sheikh Khalil.

"Dia (Maha) berkata kepada saya, 'Bibi, jika saya bisa menggerakan tangan saya maka saya bisa makan sendiri. Saya hanya ingin berdiri, bergerak dan bermain'," kata Khalil.

Namun keinginan untuk berobat di luar negeri harus ditunda, karena masih menunggu izin dari Israel untuk keluar dari Gaza.

Impian jadi Dokter Kandas

Sejak kecil, Maha hidup di tengah konflik. Ia telah belajar bagaimana menjadi seorang pemberani. Maha bercita-cita akan menjadi seorang dokter kelak ketika tumbuh dewasa.

Namun dengan kondisinya saat ini, rasanya cita-cita Maha akan kandas. Ia tak mungkin menjadi dokter jika tak bisa menggerakkan anggota tubuhnya.

Saat ini, situasi konflik di Gaza sudah mulai mereda. Hamas dan Israel kembali menyepakati gencatan senjata 72 jam yang dimulai pada Senin, 11 Agustus 2014 pukul 00.01 waktu Kairo (hari Minggu 21.00 GMT).

Sementara itu, akibat pertempuran kedua belah pihak sejak 8 Juli lalu, sekitar 2.000 orang dilaporkan tewas. Korban terbesar ada di pihak Palestina, sebagian besar dari para korban ini adalah warga sipil di Gaza. Jumlahnya mencapai 1.900 orang.

Sedangkan dari Israel ada 64 orang. Tiga di antaranya adalah warga sipil. (Imel Pebreyanti/Ein))

Baca Juga:

Heboh Video Bayi Suriah Dikeluarkan dari Rahim Ibunya yang Luka

Masjid di Gaza Digempur Israel, Tokoh Senior Hamas Tewas

Kotoran Manusia, Simbol Bintang Daud Biru di Rumah Warga Gaza...

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini