Sukses

Manifes MH17 Jadi Saksi Bisu 20 Keluarga Meregang Nyawa

Manifes penumpang MH17 menjadi saksi bisu kisah muram perjalanan nahas di dalamnya...

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Manifes penumpang MH17 menjadi saksi bisu kisah muram perjalanan nahas dari Amsterdam, Belanda menuju Kuala Lumpur, Malaysia pada 17 Juli 2014. Dari data itu, tercatat lebih dari 20 keluarga meregang nyawa, setelah burung besi yang mereka tumpangi dirudal di Ukraina.

Dilansir dari The Star, Senin (21/7/2014), dua keluarga beranggotakan enam orang dilaporkan berasal dari Belanda dan Malaysia. Sementara keluarga lainnya yang terenggut nyawanya, terdiri dari lima, empat dan tiga orang.

Banyak dari mereka yang meninggal adalah anak-anak, berusia di bawah 12 tahun. Selain itu ada juga yang berusia 20 tahunan. Sejumlah remaja juga tewas bersama dengan beberapa pasang kekasih yang kembali dari liburan atau sekadar bepergian.

Salah satu bocah malang yang dijemput malaikat pencabut nyawa dalam penerbangan MH17 adalah Jinte Wals. Semangatnya untuk berlibur di Malaysia kandas. Ia tak akan pernah sampai di negeri jiran. Sebab pesawat yang ditumpanginya meledak dirudal di Ukraina.

"Over uurtje in t vliegtuig naar Maleisië! (Dalam satu jam, saya akan berada di kawasan Malaysia!)," demikian posting terakhir Jinte dalam bahasa Belanda melalui Twitter, sebelum kematiannya.

Jinte meninggal bersama dengan ayahnya, Jeroen. Juga sang ibu, Nicole dan saudaranya Brett (17) serta Amel 12, dan Solenn (9). Keluarga Wals berasal dari kota kecil di Belanda, Neerkant.

Mendengar kematian keluarga Wals, tetangganya pun begitu sedih. Kepada surat kabar Belanda Algemeen Dagblad, ia mengaku tak mempercayai kepergian satu keluarga itu.

"Ini mengerikan. Kami tak akan pernah lagi melihat Jeroen membawa keluar sepeda untuk putrinya," kata Nel dan Ton Winkelmolen.

Keluarga lain yang jadi korban juga ada yang berasal dari Malaysia. Mereka adalah keluarga Tambi Jiee, yang kembali ke negeri jiran dengan istrinya Ariza Ghazalee dan empat anaknya -- Mohd Afif (19), Mohd Afzal (17), Marsha Azmeena (15), dan Mohd Afruz (13) -- setelah tiga tahun di Kazakhstan.

Ada juga keluarga beranggotakan lima orang yang tewas berasal dari Belanda. Mereka adalah Johannes van den Hende, istrinya yang berkewarganegaraan Malaysia Shaliza Dewa dan anak-anak mereka -- Piers (15), Marnix (12) dan Margaux (8). Mereka kembali dari Melbourne setelah liburan.

Lalu ada pengacara John Allen, istrinya asal Belanda Sandra Martens dan anak keduanya Christopher (16), Julian (14) dan Ian (8). Mereka semua hendak ke Indonesia untuk berlibur. Namun liburan berakhir tragis di ladang bunga matahari Ukraina Grabovo.

Charles Smallenburg dari Hilversum dan istrinya Therese, putrinya Carlijn dan putranya Werther juga meninggal menuju Malaysia untuk liburan musim panas. Sedangkan Robert Van Keulen, istrinya Caroline, dan anaknya Allard (16) dan Jeroen (15) sedang menuju ke Kalimantan dan akan singgah di Kuala Lumpur.

Peter Essers bersama istrinya Jolette Nuesink, dan kedua anak mereka Emma (20) dan Valentijn (17) juga akan pergi ke Kalimantan. Paspor Nuesink adalah yang pertama yang akan diambil dari lokasi jatuhnya MH17, dan gambar fotonya itu beredar cepat di internet.

Banyak keluarga muda juga dijemput maut dalam kecelakaan tersebut. Termasuk pria asal Belanda Paul Goes yang bekerja di Shah Alam. Bersama istrinya asal Malaysia Shuba Jaya dan putrinya Kaela yang akan berulang tahun ke-2.

Emile van Muijlwijk yang bekerja sebagai manajer logistik di Singapura meninggal bersama dengan istrinya dari Indonesia Vickiline Kardia dan putrinya Adinda juga tak luput dari maut.

Johnny Paulissen dan istrinya Yuli Hastini, serta anak-anaknya Martin (5) dan Sri (3) juga tewas. Begitupula dengan Oscar Kotte dan istrinya Miranda serta anaknya Remco yang berusia 6 tahun.

Nasib malang juga menimpa tiga orang anak  keluarga Maslin -- Mo (12), Evie (10) dan Otis (8) -- yang kembali ke Perth dari Amsterdam dengan kakek mereka Nicoll Norris.

Media Belanda Thuis Di het Nieuws melaporkan, tujuh dari dua keluarga di kota bagian Belanda, Rosmalen tewas dalam kecelakaan itu. Kedua keluarga adalah teman dekat.

Terakhir, Leon Wels dan istrinya Conny (Cornelia) dilaporkan bersama anaknya yang berusia 10 tahun, Sem juga berada di kapal nahas itu. Sama dengan Remco Trugg dan istrinya Yvonne yang bepergian dengan putri mereka Tess (10) dan Liv (7).

Baca Juga:

Kata-kata Terakhir Penumpang Pesawat MH17 yang Diroket

Kenapa MH17 Terbang di Zona Perang? Ini Penjelasan PM Malaysia

Beredar Transkrip "Kami Menembak Pesawat", Terkait Tragedi MH17?

(Sss)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini