Sukses

Senator AS: Rusia Tembak Jatuh Malaysia Airlines MH17 Pakai Rudal

Pesawat MH17 jatuh di antara kawasan Krasni Luch, Luhansk dan Shakhtarsk, dekat Donetsk, kota yang dikuasai pemberontak pro-Rusia.

Liputan6.com, Kiev - Musibah kembali menimpa maskapai Malaysia Airlines. Setelah pesawat dengan nomor penerbangan MH370 yang raib dan belum ditemukan, kini pesawat MH17 yang celaka.

Boeing 777 yang mengangkut 295 penumpang itu dikabarkan jatuh di Ukraina pada Kamis 17 Juli waktu setempat. Pemerintah Ukraina menduga kuat bahwa jatuhnya burung besi negeri jiran karena ditembak oleh rudal.

Sementara menurut senator Amerika Serikat Mark Kirk, yang menembak pesawat milik Malaysia itu adalah Rusia dengan menggunakan rudal dari darat.

"Rusia melancarkan tembakan rudal dari darat yang menewaskan 295 orang yang tak bersalah," ujar Kirk, seperti dimuat ABC7 Chicago, Jumat (18/7/2014).

Ukraina saat ini tengah dirundung gejolak di dalam negeri. Sejumlah pemberontak pro-Rusia dan militer Ukraina bertempur hingga saat ini. Kondisi tersebut membuat situasi negara berbahaya.

Pesawat MH17 jatuh di antara kawasan Krasni Luch, Luhansk dan Shakhtarsk, dekat Donetsk. Donetsk adalah kota yang dikuasai pihak pemberontak pro-Rusia.

Kirk menjelaskan, ada 23 penumpang yang merupakan warga negara Amerika Serikat. Namun pernyataannya itu belum dapat dipastikan lebih lanjut. Sebab belum ada keterangan kredibel dari pihak berwenang.

"Sanksi terhadap Rusia harus ditambah, termasuk soal energi dan minyak," ujar Kirk.

Penasihat Kementerian Dalam Negeri Ukraina Anton Herashchenko mengatakan, pesawat MH17 terkena rudal saat terbang pada ketinggian sekitar 10.000 meter atau 32.000 kaki.

"Pesawat dalam perjalanan terbang dari Amsterdam ke Kuala Lumpur," ujar Herashchenko dalam pernyataan resmi yang dimuat Kantor Berita Interfax.

Dalam lansiran BBC, disebutkan ada kemungkinan lain yang menyebabkan pesawat MH17 jatuh terbakar. Yakni pesawat ditembak dari rudal yang dibawa pesawat lain di udara.

Amerika Serikat dikabarkan segera melacak posisi pesawat MH17 saat berada di udara dengan menggunakan citra satelit untuk mengetahui apakah ada rudal jarak jauh yang ditembakkan dari darat ke burung besi nahas itu.

Presiden Ukraina Petro Poroshenko membantah militer negaranya menembak pesawat tersebut. Pihak pemberontak di Ukraina juga menepis tudingan bahwa mereka yang bertanggung jawab atas tudingan tersebut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini