Sukses

Lokalisasi Dolly Disarankan Jadi Pasar atau Mal

Penutupan lokalisasi itu mendapat respons positif dari anggota Komisi VIII Ali Machan Moesa. Berikut uraiannya.

Liputan6.com, Surabaya - Dolly, lokalisasi prostitusi terbesar di Asia Tenggara yang berada di daerah Jarak, Kota Surabaya, Jawa Timur, dipastikan ditutup oleh Pemerintah Kota Surabaya hari ini. Lokalisasi di Pasar Kembang itu tepatnya mulai dibereskan pada Rabu malam.

Penutupan lokalisasi itu mendapat respons positif dari anggota Komisi VIII Ali Maschan Moesa. Ia pun mengatakan setuju jika lokalisasi itu harus ditutup.

"Kita memang setuju itu ditutup, tapi mereka juga harus diberi skill, latihan apa keterampilan apa, kalau perlu juga dibuatkan pasar lagi di situ, misalnya mal di situ," ucap Ali.

Wakil Ketua Dewan Syura PKB itu juga menuturkan, bantuan dana sementara waktu sebesar Rp 5 juta dinilai lebih dari cukup. Selain itu, para wanita tunasusila tersebut juga harus dibekali ilmu tambahan agar dapat mencari pekerjaan maupun usaha.

"Ya ukuran nggak cukup standarnya itu apa, itu kan juga harus jelas. Tapi standar Rp 5 juta, menurut saya, itu untuk sementara cukup. Tapi sebelumnya, semua PSK (pekerja seks komersial) harus diberi pelatihan-pelatihan," imbuhnya.

Untuk pelatihan para PSK Gang Dolly, Ali mengungkapkan, Komisi VIII akan mendukungnya. Dana pun akan dikucurkan agar para wanita tersebut tidak kembali ke jalan yang salah.

"Komisi VIII mendukung anggarannya lewat Menteri Sosial, jadi anggaran itu termasuk untuk keterampilan, jadi kalau dibutuhkan anggaran kami di Komisi VIII saya kira tetap akan setuju," tandas Ali.

Dalam penutupan itu, 1.000 personel gabungan TNI-Polri disiagakan di Islamic Center, tempat dilangsungkannya deklarasi penutupan lokalisasi terbesar se-Asia Tenggara tersebut.

Menurut Kapolrestabes Surabaya Komisaris Besar Polisi Setija Junianta menjelaskan pihaknya mem-back up Polda Jatim dan TNI AD yang akan melaksanakan pengamanan deklarasi penutupan Dolly itu. Personel yang diterjunkan dari Polrestabes Surabaya ialah 900 anggota yang dibantu TNI AD sebanyak 100 personel.

Nantinya, fokus pengamanan dilakukan TNI-Polri yakni di Gedung Islamic Center dan di Kelurahan Putat Jaya.

"Fokus pengamanan dilakukan di Gedung Islamic Center. Sebab, deklarasi ini rencananya dihadiri oleh Mensos, Gubernur Jatim, dan Wali Kota Surabaya," tutur Setija di Surabaya. (Sss)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.