Sukses

Obama Kunjungi Reservasi Suku Sioux di Dakota Utara

Barack Obama presiden keempat AS yang pernah mengunjungi lokasi pelestarian penduduk asli Amerika tersebut.

Liputan6.com, Dakota - Presiden Barack Obama dan Ibu Negara Michelle mengunjungi Standing Rock Sioux Tribal Nation di Cannon Ball, Dakota Utara, Amerika Serikat, Jumat 13 Juni waktu setempat. Obama merupakan presiden keempat AS yang pernah mengunjungi lokasi pelestarian atau reservasi penduduk asli Amerika tersebut.

Seperti dikutip Liputan6.com dari VOA News, Sabtu (14/6/2014), Obama sempat menyitir ucapan Sitting Bull, Ketua Suku Sioux paling legendaris. Obama meminta seluruh warga memusatkan seluruh upaya dan pikiran guna membangun lebih banyak kesempatan ekonomi.

"Namun, saya ingin fokus pada pekerjaan yang ada di depan. Dan saya pikir kita bisa mengikuti jejak penduduk paling terkenal Standing Rock, Sitting Bull. Ia mengatakan, `Mari kita menempatkan pikiran kita bersama-sama untuk melihat apa yang bisa kita membangun untuk anak-anak kita.`"

Obama melanjutkan. "Penduduk asli Amerika di sini dihadapkan pada masalah rendahnya tingkat pendidikan, buruknya layanan kesehatan, tingginya angka kemiskinan dan perumahan yang di bawah standar," ucap Obama.

Untuk itulah, menurut Obama, Gedung Putih mencanangkan sejumlah inisiatif baru. Termasuk reformasi Biro Pendidikan Indian, berupaya memasukkan jaringan internet berkecepatan tinggi ke sekolah-sekolah kesukuan dan melatih para guru.

Mengenang Sitting Bull

Pemimpin Suku Sioux yang terkenal adalah Sitting Bull atau Tatanka Iyotake. Dilahirkan sebagai Hunkesni pada tahun 1831, Sitting Bull mempunyai panggilan lain yakni Slow dan Jumping Badger.

Seperti dilansir Wikipedia, Sitting Bull adalah pemimpin kelompok Hunkpapa Sioux. Ia memimpin 3.500 pejuang Sioux dan Cheyenne menentang Pasukan Kavaleri ke-7 AS di bawah komando George Custer dalam pertempuran Little Bighorn pada 25 Juni 1876.

Walaupun dia tidak terlibat secara langsung dalam pertempuran, ketua-ketua lain mendapat semangat dari mimpi yang dialami oleh Tatanka Iyotake di mana sekumpulan tentara Amerika terbunuh ketika mereka masuk ke dalam kamp sukunya.

Dituduh bersalah atas pembantaian tersebut, Tatanka Iyotake membawa kaumnya ke Kanada, di mana mereka tinggal sampai tahun 1881. Hingga pada 20 Juli ia membawa kelompok pelarian terakhirnya untuk menyerah kepada tentara AS di Fort Buford di Montana. Pemerintah AS kemudian memberikan dia pengampunan.

Pada akhir hidupnya, Sitting Bull mengembara bersama Pertunjukan Liar Barat (Wild West Show) bersama Buffalo Bill Cody. Ini adalah atraksi populer saat itu. Acapkali bila disuruh berucap, dia sering menyumpah mereka dalam bahasa asli Lakota dengan diiringi tepukan gemuruh para penonton.

Di akhir hayatnya, Sitting Bull tertarik kepada tarian hantu mistik sebagai cara menghalau penjajah dari tanah kaumnya. Tindakannya dianggap sebagai ancaman oleh pemerintah AS. Sekumpulan polisi Indian pun dikirim untuk menahannya. Namun para pengikutnya yang setia melakukan perlawanan untuk mencegah penahanan. Tembakan dilepaskan mengenai kepala Tatanka Iyotake. Ia dan anaknya Crow Foot terbunuh pada 15 Desember 1890.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.