Sukses

Militer Malaysia Biarkan MH370 Berlalu...Kemudian Lenyap?

Radar militer Malaysia melacak keberadaan pesawat diduga MH370 setelah Boeing 777-200ER itu berbalik arah ke barat melintasi semenanjung.

Liputan6.com, Canberra - Malaysia Airlines MH370 lepas landas dari Bandara Internasional Kuala Lumpur pada 8 Maret 2014 pukul 00.41 lepas tengah malam waktu negeri jiran. Pesawat itu menghilang dari radar sipil ketika transponder berhenti mengirimkan data sekitar pukul 01.21. Apa yang terjadi setelah itu?

Menteri Pertahanan Malaysia sekaligus Plt Menteri Transportasi Hishammuddin Hussein dalam program 'Four Corners' yang ditayangkan Australian Broadcasting Corp (ABC) mengonfirmasi bahwa radar militer melacak keberadaan kapal terbang diduga MH370 setelah Boeing 777-200ER itu berbalik arah ke barat melintasi semenanjung.

Pak Menteri juga mengakui, Otoritas Penerbangan Sipil negaranya menelepon pihak militer sekitar pukul 02.00 waktu setempat -- sekitar 1,5 jam setelah hilang kontak dengan MH370.

Pertanyaannya, mengapa angkatan udara Malaysia tidak mengirimkan jet untuk menyelidiki atau mencegat sebuah pesawat tak dikenal yang muncul di radar mereka?  

Menurut  Hishammuddin, pesawat tersebut dianggap 'tak bermusuhan' dan lalu diabaikan. Kapal terbang itu dibiarkan terus terbang ke arah Samudera Hindia

"Itu adalah pesawat komersial, berada di wilayah udara kami, dan kami tak sedang berperang dengan siapapun," kata Hishammuddin, seperti Liputan6.com kutip dari Daily Mail, Selasa (20/5/2014).

"Jika kami mengirimkan (jet), apakah Anda akan mengatakan kami akan menembaknya (pesawat itu) jatuh?" kata Hishammuddin saat didesak mengapa Malaysia tak mengirimkan jet.

Ia melanjutkan, "Kalau kami tak ingin menembaknya jatuh, apa gunanya mengirimkan jet."

Menurut pembawa acara Four Corners, mengirimkan jet bisa menjadi cara untuk melihat ke mana pesawat MH370 menuju.



Namun, Hishammuddin bersikukuh, mengirim jet, berarti menembak jatuh pesawat target. "Jika aku benar menembaknya jatuh, Anda akan jadi yang pertama bertanya, 'Bagaimana bisa Anda menembak jatuh sebuah pesawat komersial yang berisi orang-orang dari 14 negara, setengah di antaranya dari China. Aku akan berada dalam posisi lebih buruk, mungkin."

Kemudian, Pak Menteri balas bertanya, "Mengapa harus menembak jatuh pesawat jika tak berbahaya." Ia kemudian menjawab pertanyaannya sendiri, "Ya, mungkin Amerika kan melakukannya."

Dia mengatakan, telah diberitahu soal deteksi radar militer dua jam kemudian dan menyampaikan kepada Perdana Menteri Datuk Seri Najib Razak, yang kemudian memerintahkan pencarian di Selat Malaka.

MH370 dilaporkan terbang nyaris tepat di atas pangkalan udara militer Malaysia yang terletak di pulau Penang. Perdana Menteri Malaysia Najib Razak sebelumnya menyebut, radar militer telah melacak apa diyakini adalah pesawat Malaysia Airlines MH370, setelah burung besi  berbalik arah saat menempuh rute KL-Beijing.

"Radar melacak sebuah pesawat berbalik arah tapi mereka tidak yakin, benar-benar tidak yakin, apakah itu MH370. Tapi apa mereka yakini tentang pesawat itu adalah dianggap tidak berbahaya."

Padahal, sebelumnya Malaysia menyatakan radar militer mereka tidak menemukan informasi pasti tentang radar. Ini membawa spekulasi jet Boeing 777 itu dengan sengaja terbang rendah dan dekat dengan pantai untuk menghindari radar.

Pilot 'kambing hitam'



Sejumlah ahli penerbangan memperkuat dugaan yang berkembang bahwa seseorang dalam pesawat telah mematikan 2 sistem komunikasi. Namun seorang ahli lain menduga, sistem bisa jadi tak berfungsi jika api merusak alat elektronik yang berada di bawah kokpit.

MH370 juga diklaim menghilang di detik-detik kritis -- di wilayah 'abu-abu' -- antara tepian wilayah udara Malaysia dan memasuki wilayah udara Vietnam. Tapi ia tak pernah melakukan kontak.

Pengendali lalu lintas udara Malaysia juga dikritik karena mencatat bagwa MH370 terbang di atas Kamboja, bahkan setelah ia kembali ke semenanjung Malaysia.

Tamu lain dalam "Four Corners" adalah Asuad Khan, adik ipar Kapten MH370, Zaharie Ahmad Shah. Ia mengatakan, sang pilot 53 tahun tersebut telah menjadi target rumor dan laporan yang tak akurat sejak pesawat yang ia kemudian hilang.

"Dari apa yang saya pantau, banyak orang mengatakan banyak hal tentang dirinya yang tidak benar," kata dia, berbicara atas nama istri Zaharie, Faizah Khan.

ABC News juga mengutip Asuad mengatakan bahwa tuduhan dilontarkan terhadap Zaharie tentang kehidupan pribadi dan kegiatan profesionalnya tidak benar. Apalagi menyebut sang kapten melakukan misi bunuh diri. Kata dia, pemerintah mungkin menggunakan Zaharie sebagai kambing hitam. (Yus)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini