Sukses

Tradisi di Gowa Untuk Demokrasi Indonesia

Banyak nilai-nilai yang diwariskan oleh para pendahulu kita yang harus disinergikan dengan demokrasi

Citizen6, Gowa Komunitas Indonesia untuk Demokrasi (KID) bekerjasama dengan Lembaga Advokasi dan Pendidikan Anak Rakyat (LAPAR) kembali menggelar Sekolah Demokrasi Gowa (SDG) angkatan II 2014. Sebanyak 30 orang yang berasal dari berbagai latar belakang berkumpul di gedung Serba Guna Tumanurung Jl. Tumanurung, Sungguminasa-Sulawesi Selatan  untuk membahas berbagai fenomena demokrasi di negeri ini.

Sekolah Demokrasi sendiri telah berlangsung di 8 provinsi di Indonesia, salah satunya di Sulawesi Selatan. Acara inclass pertama kali diadakan pada hari Sabtu (29/O3/2014) dan akan disisipi agenda outclass berupa kunjungan media
dan desa pada akhir bulan April. Proses tersebut akan berlangsung selama setahun.

Sekolah Demokrasi hadir di kabupaten Gowa karena banyaknya kearifan lokal yang telah terlupakan. Banyak nilai-nilai yang diwariskan oleh para pendahulu kita yang harus disinergikan dengan demokrasi yang dijalankan sekarang ini.

Nilai kearifan lokal tersebut adalah Siri’ Na Pacce (budaya malu), Parentai Tawwa Ri Ero’na (Pemerintah harus mengadopsi aspirasi masyarakat), Abbulo Sibatang Accera Sitongatonga (Kebersamaan dan Persatuan), Sipatangarri (Musyawarah mufakat/bersedia menerima kritikan) dan Sipakainge (Saling mengingatkan ketika ada kesalahan yang dibuat).

Selain itu, tradisi kedaulatan seperti Tudang Sipulung (Duduk secara bersama-sama menceritakan dan menyelesaikan masalah yang ada),  people power dan kritisme kepada penguasa.

Nilai lokal yang ada di Indonesia khususnya di kabupaten Gowa harus dilirik kembali.

Demokrasi yang berasal dari Barat haruslah dikolaborasikan dengan kondisi Indonesia yang beraneka ragam sehingg tercipta sistem yang teruji. Serta menciptakan iklim pelaksanaan demokrasi bukan hanya secara kontekstual, akan tetapi mampu menyentuh aspek subtansinya yakni menuju kesejahteraan rakyat.

Panitia pelaksana telah menghadirkan pemateri handal seperti Prof.Mohtar Mas’oed, Prof.Hamdan Juhannis, Ph.D, Prof. Suparlan Suhartono, Dr.Abdul Latif, Dr.Adi Suryadi Culla dan Dr.Nasrullah, MA. Para pemateri sangat luar biasa dalam memberikan pehamanan tentang berdemokrasi secara kontekstual maupun subtansial.

Dan harapan terbesar salah seorang peserta yang tidak mau disebutkan namanya bahwa akan lahir sosok presiden 2014 dari timur Indonesia sebagai penjewantahan dari demokrasi yang sesungguhnya. Siapapun berhak memimpin negeri ini tanpa berasal dari suku manapun jika memiliki kompetensi dan integritas yang mumpuni, lanjutnya.

Penulis:

Syarief Kate_Peserta Sekolah Demokrasi Gowa Angkatan II-Sulawesi Selatan

Disclaimer:

Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.

Anda juga bisa mengirimkan link postingan terbaru blog Anda atau artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas, kesehatan, keuangan, wisata, kuliner, gaya hidup, sosial media, dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com

Mulai Selasa, 15 April 2014 sampai dengan 15 April 2014, Citizen6 mengadakan program menulis bertopik dengan tema "Kenapa Suka Spider-Man?". Ada 10 tiket nonton premier The Amazing Spider-Man 2 untuk 5 orang pemenang. Syarat dan ketentuan bisa disimak di sini.  Program menulis bertopik kali ini disupport oleh @sonypicturesID

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini