Sukses

Jadi Kurir Sabu di Spidol, Rencana Menikah Pupus

T, mantan TKI asal Cilacap yang pernah bekerja di Malaysia itu rencananya akan menikah 6 Juni mendatang.

Liputan6.com, Jakarta - Alasan ekonomi kembali menjadi latar belakang para tersangka terlibat jaringan narkoba. T mengaku terpaksa terlibat jaringan narkoba karena kebutuhan menjelang pernikahannya.

Keterlibatan T dalam dunia narkoba dipicu kurangnya penghasilan sebagai seorang nelayan. T sebelumnya pernah bekerja sebagai TKI di Malaysia. Dirinya terpaksa pulang ke tanah air karena ayahnya sakit.

Seorang teman menawarkan jadi kurir narkoba yang diselipkan di spidol. Sulit bagi T menolak tawaran tersebut, sebab imbalannya cukup besar. Sementara tugas yang diberikan cukup mudah.

"Saya diajak teman. Saya juga butuh buat nikah bulan 6 Juni nanti. Makanya saya mau," kata T di Gedung BNN, Jakarta Timur, Kamis (27/3/2014).

T mengaku, tugasnya hanya menerima paket yang dikirim dari Malaysia melalui pos. Setelah barang itu diterima, pria asal Cilacap ini lalu mengantar kembali ke orang yang dituju sesuai perintah sang teman yang kini masih buron itu.

"Saya sudah 3 bulan ikut. Baru 3 kali nganter. Pertama dibayar Rp 2 juta, kedua Rp 4 juta. Yang ketiga dijanjiin Rp 6 juta tapi sudah keburu ketangkep," ungkap T.

T yang sudah tunangan dan membeli cincin nikah itu kini harus mendekam di penjara. Kekasihnya di kampung juga belum tahu dirinya ditangkap. Mahligai rumah tangga yang diimpikannya pun pupus.

"Ya nggak tahu, kayaknya nggak jadi (nikah)," ucap T.

T ditangkap petugas BNN karena kedapatan menerima paket sabu seberat 834 gram sabu. Sabu itu diselipkan di dalam ratusan spidol. T kini mendekam di sel tahanan BNN. Ia dijerat UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dengan ancaman hukuman maksimal hukuman mati.

(Shinta Sinaga)

Baca juga:

Pengedar Sabu & Ekstasi Pakai Sistem Ranjau Dibekuk Polisi di Kos

3 Bulan Terakhir Bea Cukai Juanda Sita 3.250 Gram Sabu

Bea Cukai Juanda Gagalkan Penyelundupan 315 Gram Sabu di Sepatu

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini