Sukses

Keroyok Dokter, 4 dari 8 Perwira Diberhentikan dari Pendidikan

Pangkalan Udara mengakui adanya kasus pengeroyokan terhadap seorang dokter tentara, Kapten Arief.

Liputan6.com, Yogyakarta - Pangkalan Udara mengakui adanya kasus pengeroyokan terhadap seorang dokter tentara, Kapten Arief. Aksi pengeroyokan pada 12 Maret 2014, dilakukan oleh 8 orang perwira 

Akibat kejadian itu, Pangkalan Udara (Lanud) Adisutjipto Yogyakarta mengembalikan 4 perwiranya ke kesatuannya masing-masing.

Kapentak Lanud Adisutjipto, Mayor Londong mengatakan, Lanud mengklarifikasi jumlah pelaku pengeroyokan hanya 8 orang. Berita yang beredar tidak dibenarkan 100 persen olehnya. Ada beberapa informasi yang masih dalam penyelidikan.

"Saya klarifikasi ya, hanya 8 orang. 4 Orang sudah dijatuhi hukuman dengan dikembalikan ke kesatuan asalnya. Sementara 4 pelaku lainnya masih diberi kesempatan, untuk melanjutkan pendidikannya karena boleh dibilang hanya salah tempat waktu itu," beber Londong kepada Liputan6.com Rabu (26/3/2014).

Namun, Londong tidak bisa menyebutkan identitas para pelaku termasuk insialnya, dengan alasan penyelidikan. Meski membenarkan telah terjadi pengeroyokan, terhadap Kapten Arief yang merupakan dokter tentara di Skuadron Pendidikan 102 Komando Pendidikan TNI AU Lanud Adisutjipto.

Menurutnya, sanksi diberhentikan dari proses pendidikan adalah sanksi yang sangat berat bagi perwira. Hal ini menepis anggapan bahwa sanksi diberhentikan proses pendidikan yang berujung pada dikembalikan ke satuan asal, adalah hukuman yang sangat berat bagi perwira AU.

"Hari ini diputuskan 4 orang diberhentikan proses belajar. Jangan anggap ringan ya. Sanksi ini hampir sama kalo kita naik motor tapi ga ada sim. Kayak wartawan ga boleh nulis. Ini sangat berat," kata Londong.

Londong menyebut, lamanya Lanud memberi sanksi karena diperlukan waktu yang lama untuk memperoleh bukti dengan pengumpulan data.

"Kita tidak langsung memberikan sanksi, harus ada bukti lewat pengumpulan data. Ini harus ada. Setelah ditimbang, ditelusuri ada peran 1, peran 2, peran 3. Sementara yang lain itu boleh dibilang berada di tempat yang salah," urai Londong.

Londong mengungkapkan, pangkat 4 perwira ini berbeda-beda. "Ya satuannya dijajaran AU di seluruh Indonesia. Tapi saya tidak menyebut ya. Yang jelas pangkat mereka Mayor, Kapten, Kapten, dan Lettu," paparnya.

Informasi yang dihimpun Liputan6.com, kasus pengeroyokan dipicu ketika hasil pemeriksaan dokter Arief yang menunjukkan ada masalah di jantung Letnan D, salah satu pelaku ketika memeriksa kesehatannya.

Untuk memastikannya, korban merekomendasikan Letnan D diperiksa di RS TNI di Jakarta. D pun mematuhi rekomendasi itu dengan berangkat ke Jakarta pada 10 Maret 2014.

Namun, Dokter Arief sendiri justru bertolak ke Ibukota sehari setelahnya. Berdasarkan surat perintah yang diterimanya, tertera tanggal 11 Maret. Maka kedua orang tersebut akhirnya tidak bertemu.

Selang sehari atau pada 12 Maret, Dokter Arief kembali ke kantornya di Yogyakarta seperti biasa. Namun, saat berada di kantin dekat kantor sekitar pukul 12.00 WIB, tiba-tiba dia dikeroyok oleh 8 perwira.

Korban pun mengalami luka-luka lebam dan akhirnya dibawa ke ICU RSU Pusat AU dr Hardjolukito, Yogyakarta.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini