Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo maju sebagai capres dari PDIP. Jika Jokowi sukses melenggang ke istana, posisi Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok akan 'naik kelas' menjadi gubernur DKI. Lantas apa yang dititipkan Jokowi kepada Ahok untuk memimpin Jakarta.
Jokowi mengaku bila meninggalkan Jakarta maju sebagai calon presiden, ia tidak perlu menitipkan program-program yang belum terselesaikan. Karena, apa yang dikerjakan saat ini telah tersusun dengan baik. Tugas Ahok hanya melanjutkan apa yang ditinggalkan Jokowi.
"Titip apa? Kalau programkan sudah terencana. Tinggal pelaksanaannya. Yang dimulai sudah ada. Yang setengah sudah ada. Yang belum juga akan dimulai. Sekali lagi ini kan tinggal eksekusi, tinggal melaksanakan," ucap Jokowi di Balaikota, Jakarta, Rabu (26/3/2014).
Sementara Kader muda Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang tergabung dalam Gerakan Pemuda (Gema) Keadilan, Garda Keadilan, dan Benteng Muda PKS menyebutkan ada sebanyak 93% warga Jakarta yang menolak Ahok menjadi Gubernur DKI. Jika nantinya Jokowi terpilih menjadi presiden.
Hal itu diperoleh dari hasil survei tatap muka dan online yang diadakan pada 20-24 Maret 2014 dengan jumlah responden 1.589 orang. Berdasarkan survei itu hanya 7% yang setuju.
Peneliti Gema Keadilan, Mustofa, menyatakan banyak alasan warga Jakarta tidak menyukai Ahok. Yaitu sebanyak 17 persen, orang menilai mantan Bupati Belitung Timur itu dianggap tak berbudaya dan beretika sebagai orang beragama. Sedangkan 17 persen menyatakan Ahok kerap menyalahkan anak buah.
Baca juga:
Baca Juga
Warga Menolaknya Jadi Gubernur, Ahok: Terlalu Halus Mainnya
Advertisement
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.