Sukses

Deklarasi Capres di Rumah Pitung Diprotes, Jokowi: Salah Kaprah

Namun alasan penggunaan Rumah Pitung mendapatkan protes dari Muhammad Rifqi alias Eki Pitung -- orang yang mengaku sebagai cicit Pitung.

Liputan6.com, Jakarta Jokowi memilih Rumah si Pitung sebagai tempat deklarasi calon presiden dari PDIP. Alasannya, si Pitung dinilai sebagai simbol perlawanan. Namun alasan ini mendapatkan protes dari Muhammad Rifqi alias Eki Pitung -- orang yang mengaku sebagai cicit Pitung.

Menurut Eki, perlawanan yang dimaksud Jokowi jelas menyimpang dari perlawanan yang dilakukan Pitung semasa hidupnya melawan bangsa penjajah. Sementara perlawanan Jokowi dinilai bukan melawan penjajah Belanda, namun melawan bangsa sendiri, yakni capres.

Mendengar tuntutan tersebut, Jokowi tak banyak berkomentar, Gubernur DKI Jakarta itu menilai anggapan Eki Pitung salah kaprah. Simbol perlawanan yang Jokowi maksud bukanlah melawan capres-capres lain.

"Kok melawan capres lain, kita ini maju semuanya untuk membawa perubahan. Simbol perlawanan dimaksud itu, perlawanan terhadap kemiskinan, perlawanan terhadap neo liberalisme, terhadap itu, bukan lawan capres lain," ujar Jokowi usai berkampanye di Kota Gajah, Lampung Tengah, Sabtu (22/3/2014).

Menurut Jokowi, pandangan Eki terlalu sempit dan mengada-ada. Nilai-nilah keberanian dan teladan Pitung sebagai pembela rakyat kecil lah yang diteladani oleh Jokowi. "Pitung itu simbol perlawanan. Perlawanan terhadap kemiskinan, penindasan. Jadi ada pandangan yang tadi itu salah kaprah," tegas Jokowi.

Terkait tuntutan permintaan maaf yang diminta oleh Eki, Jokowi tak mau menjawab. "Untuk apa? Saya itu hal-hal kaya gini udah biasa, ya sudah biarin saja," kata Jokowi.

Dalam pernyataannya, Eki menuntut Jokowi untuk meminta maaf atas pernyataan Pitung sebagai simbol perlawanan.

"Kalau Pitung jelas melawan pemerintah kolonial Belanda bukan saudara sebangsa dan kita semua tahu siapapun yang mencalonkan sebagai presiden merupakan anak bangsa. Ini jelas salah," kata Eki di rumah Pitung, Jumat 21 Maret 2014 lalu.

Menurut Eki, lokasi deklarasi juga dinilai tidak tepat. Seharusnya cagar budaya dan simbol kepahlawanan tidak boleh dicampuradukan dengan kepentingan golongan. Karena itu, dirinya mendesak Jokowi untuk meminta maaf pada masyarakat Jakarta.

"Jokowi harus meminta maaf atas kepada seluruh masyarakat Betawi atas kekeliruan yang telah disampaikan atas figur Pitung," ujarnya.

Pria yang mengaku sebagai Pengurus Badan Musyawarah (Bamus) Betawi itu akan menunggu permintaan maaf dari sang Gubernur. Pihaknya akan memberi waktu selama 7 hari ke depan.

"Saya sudah musyawarah dengan pengurus Bamus lainnya, kalau pernyataan ini tidak digubris, kami akan mengerahkan kekuatan lebih besar dan menduduki Balaikota untuk mendesak Jokowi meminta maaf," pungkas Eki.

Baca juga:

Sebut Pitung Simbol Perlawanan, Jokowi Dituntut Minta Maaf

Jokowi Capres, Makna Pitung dan Angka 7

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.