Sukses

Gedung Parlemen Libya Diserang, 2 Anggota Kongres Tertembak

Massa menyerang sebuah gedung parlemen di Libya pada Minggu 2 Maret waktu setempat. Akibatnya, 2 orang pun terkena tembak.

Liputan6.com, Tripoli - Massa menyerang sebuah gedung parlemen di Libya pada Minggu 2 Maret waktu setempat. Akibatnya, 2 orang pun terkena tembak.

"2 Anggota parlemen Libya tertembak dan terluka, ketika para demonstran menyerbu Kongres Nasional Umum (GNC) di Ibukota Tripoli," demikian Liputan6.com kutip dari BBC, Senin (3/3/2014)

Menurut keterangan saksi mata, keduanya menabrak ketika hendak kabur dari gedung yang diserbu massa itu. Para pengunjuk rasa yang mengamuk di gedung, menuntut GNC dibubarkan dan meminta tanggal penetapan pemilihan umum dini.

Demonstrasi di seluruh negara itu memang terjadi sejak kongres diperpanjang, mandatnya sampai akhir tahun ini.

Para menyerang gedung parlemen pada hari Minggu itu juga mengatakan, mereka marah tentang 'penculikan' demonstran yang menduduki kongres.

Mereka mengatakan, yang bertanggung jawab atas aksi penculikan itu adalah kelompok pemberontak yang beroperasi di bawah perintah GNC.

"Para pengunjuk rasa --kebanyakan orang muda bersenjatakan pisau dan tongkat-- menyerbu gedung meneriakkan 'munduri, mundur'," ungkap salah satu anggota GNC yang tak disebutkan identitasnya.

Sementara itu, Nuri Abu Sahmein juru bicara dari pihak GNC mengatakan kepada Al - Nabaa TV bahwa protes damai itu telah disusupi oleh orang-orang bersenjata. Sehingga melukai anggotanya.
 
"2 Anggota (GNC) terkena peluru, ketika mereka mencoba untuk meninggalkan tempat menggunakan mobil mereka," kata Nuri.

Hingga kini, belum diketahui pasti kondisi luka keduanya. Gambar yang diposting di media sosial menunjukkan, pengunjuk rasa menyeret benda seperti kursi pembicara di luar parlemen dan membakarnya.

Wartawan BBC Rana Jawad di Tripoli mengatakan, kongres telah diserang beberapa kali dalam satu tahun terakhir. Pelakunya berbagai kelompok yang juga diduga terkai anggota miitan.

Pemilu damai sebenarnya telah diselenggarakan di Libya pada Juli lalu. Namun, negara di Afrika Utara itu masih berjuang untuk stabilitas, setelah 3 tahun menggulingkan mendiang penguasa Muammar Gaddafi. (Raden Trimutia Hatta)

Baca juga:

Pesawat Militer Libya Jatuh di Tunisia, Semua Penumpang Tewas

Bom Meledak di Taman Bermain SD Libya, 12 Bocah Terluka

Rahasia Lain Khadafi: Tembak Pesawat dan Bunuh Suami Selingkuhan

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.