Sukses

`Spesies yang Punah Tak Dapat Diciptakan Lagi`

Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) menyelenggarakan diskusi panel dengan tema "Konservasi Biodiversitas Tropika Indonesia".

Citizen6, Jakarta Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) menyelenggarakan diskusi panel dengan tema "Konservasi Biodiversitas Tropika Indonesia" di ruang sidang bawah Fakultas Biologi UGM.

Acara yang digelar pada Jumat 28 Februari 2014 tersebut diikuti sekitar 50 peserta, baik dari kalangan dosen maupun mahasiswa. Dengan menghadirkan tiga pakar Biologi yang sudah banyak berkontribusi dalam konservasi sumber daya hayati di Indonesia yaitu Prof dr E K S Harini Muntajib, Dr Triadiati, dan Dra Minantyorini.

Tiga hal utama dalam konservasi yaitu perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman hayati dan plasma nutfah, serta pemanfaatan sumberdaya alam secara lestari.

Prof Harini mengungkapkan, ilmu biologi terutama pendidikan konservasi sangat dibutuhkan sebagai dasar pemikiran untuk menjaga kelestarian sumber daya hayati yang ada. Selain itu diperlukan pula etika yang baik dari masing-masing individu.

"Mulailah menghargai kehidupan. Dengan begitu orang akan mempunyai etika, sehingga orang tersebut akan berpikir dan bertindak untuk menjaga dan mengembangkan sumber daya hayati yang ada di sekitarnya," ujarnya.

Interaksi antar organisme melalui rantai makanan mampu menciptakan keseimbangan dalam ekosistem. Keseimbangan ini perlu kita jaga. Organisme baik yang ada di permukaan tanah maupun di bawah tanah membutuhkan habitat yang nyaman.

Sebagai contoh,  tumbuhan bawah (understory) merupaka tempat penting untuk serangga tanah. Serangga tersebut dapat dikonservasi dengan tetap mempertahankan kerapatan vegetasi dan keragaman vegetasi agar tercipta iklim mikro yang sesuai untuk kehidupan organisme. Mulailah untuk dapat membaca kondisi lingkungan di sekitar kita.

Sedangkan menurut Dr Triadiarti, kita perlu menjelajah beberapa tempat, misalnya hutan yang ada di Indonesia dan menganalisis keanekaragaman hayatinya serta belajar mengkonservasi spesies langka yang ditemukan di tempat itu.

"Pengalaman eksplorasi harus menjadi garda terdepan untuk mengembangkan ilmu yang telah diperoleh," tuturnya.

Bila terjadi kepunahan satu spesies, maka spesies tersebut tidak akan dapat diciptakan lagi. (mar)

Penulis
Dewi Retnaningati
Yogyakarta, dewiretnaningatxxx@gmail.com

Baca juga:
Perlunya Self Management dalam Mencapai Kesuksesan
Relawan UGM Bantu Distribusi Logistik di Kudus
Mahasiswa UGM Fasilitasi Layanan Kesehatan Banjir Bekasi

Disclaimer:

Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.

Anda juga bisa mengirimkan link postingan terbaru blog Anda atau artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas, kesehatan, keuangan, wisata, kuliner, gaya hidup, sosial media, dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.

Mulai Kamis, 20 Februari 2014 sampai dengan 6 Maret 2014, Citizen6 mengadakan program menulis bertopik dengan "Pekerjaan Impian". Ada merchandise eksklusif dari Liputan6.com bagi 6 artikel terpilih. Syarat dan ketentuan bisa disimak di sini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini