Sukses

Mengaku Tak Pernah Ikut Pramuka, Ahok: Orangtua Takut Saya Dikerjain

"Bapak saya mulutnya lebih jahat dari saya. Ibu saya khawatir saya masuk Pramuka saya dikerjain. Makanya saya nggak pernah ikut Pramuka."

Liputan6.com, Jakarta Hadir menyaksikan perjanjian kerja sama antara Gerakan Pramuka Kwarda DKI dengan Yayasan Artha Graha, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mencurahkan isi hatinya tentang Pramuka.

Ia bercerita ketika masih bersekolah di sekolah dasar (SD), mantan Bupati Belitung Timur itu mengaku tidak diberi izin mengikuti kegiatan Pramuka. Sebab, kedua orangtuanya khawatir dirinya akan mendapatkan penindasan.

"Bapak saya mulutnya lebih jahat dari saya. Ibu saya khawatir saya masuk Pramuka saya dikerjain. Makanya saya nggak pernah ikut Pramuka," kenangnya di Balaikota DKI Jakarta, Jumat (28/2/2014).

Padahal ia mengaku sangat menyukai kegiatan tali-temali. Namun, dirinya tidak pernah merasakan latihan-latihan kepramukaan semasa ia menempuh pendidikan hingga tingkat SMA. Sehingga, bahkan cara mengikat dasi pun masih membuatnya kebingungan.

"Saya nggak sempat menikmati itu (Pramuka). Saya suka dengan ikat-ikat tali. Jadinya saya bingung pakai dasi, lupa. Saya terakhir pakai tahun 2005 waktu saya jadi bupati," ungkapnya.

Untungnya, lanjut suami Veronica itu, ketika kuliah di Universitas Trisakti, ia mengambil jurusan Geologi. Dengan begitu, akhirnya Ahok dapat merasakan cara berkemah dan kegiatan tali temali yang cukup berhubungan dengan kepramukaan.

"Syukurnya saya di Geologi. Camping (kemah) dan naik turun hutan sudah tiap hari," ujarnya.

Pengusaha pemilik Grup Artha Graha Tomy Winata menjadi tamu dalam acara itu. Ia hadir bersama dengan Ketua Kwartir Daerah Pramuka Jakarta saat ini, Sylviana Murni yang juga merupakan Deputi Gubernur Bidang Pariwisata.

"Siapa saja yang kita bisa kerja sama, kita lakukan. Dan Pramuka harus lebih digalakkan. Makanya, saya senang dukungan DKI agar Pramuka bisa kembali pada masa kejayaannya," ujar Tomy Winata di Balaikota DKI Jakarta, Jumat (28/2/2014). (Yus)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini