Sukses

Terus Dipantau Kesehatan Hewan Kurban di Jakarta

Dinas Peternakan Jakarta menggelar pertemuan dengan MUI dan perwakilan umat Islam se-Jakarta membahas kesehatan hewan kurban. Sekitar 700 petugas terlibat memantau kesehatan hewan kurban di Jakarta.

Liputan6.com, Jakarta: Iduladha atau Idul Kurban identik dengan pembagian daging kepada masyarakat. Tapi apa jadinya, jika daging itu ternyata jauh dari standar kesehatan? Mengantisipasi hal itu, Dinas Peternakan Jakarta, baru-baru ini, menggelar pertemuan dengan Majelis Ulama Indonesia dan perwakilan umat Islam se-Jakarta untuk membahas kesehatan hewan kurban.

Dalam pertemuan itu disepakati jika Dinas Peternakan Jakarta akan menerjunkan sekitar 700 petugas untuk memantau kesehatan hewan kurban di Ibu Kota. Pemeriksaan dilakukan dalam dua tahap, yaitu antemortem atau ketika hewan masih di penampungan hingga postmortem atau sesudah penyembelihan. Ini dilakukan sebagai pencegahan penyebaran penyakit melalui daging kurban yang tak sehat.

Berdasarkan data Dinas Peternakan DKI pada Iduladha 1426 Hijriah, Januari 2006, lebih dari 30 persen daging kurban tercemar bakteri E.coli yang bisa mengakibatkan diare dan gangguan pencernaan. Hal itu disebabkan karena penyembelihannya tak memperhatikan faktor kebersihan dan kesehatan.

Selama ini penyembelihan hewan kurban biasanya dilaksanakan di halaman masjid ataupun tanah lapang di kawasan permukiman. Jika dilihat dari standar mutu kesehatan, tempat penyembelihan hewan kurban di sejumlah wilayah Ibu Kota masih banyak kekurangan. Di antaranya karena terbatasnya tempat, kurangnya air bersih hingga peralatan penyembelihan yang tak memadai. Buntutnya, kondisi ini membuat mutu kesehatan daging kurban menurun.(ORS/Teguh Dwi Hartono)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini