Sukses

Glenn Doman, Cara Cepat Belajar Membaca

Metode ini terbukti mampu mengasah kemampuan membaca anak dengan cepat sejak usia dini. Cara pengajaran yang dikembangkan Glenn Doman akan bekerja optimal saat anak dan orang tua berada dalam suasana menyenangkan.

Liputan6.com, Jakarta: Membaca adalah salah satu proses mendapatkan ilmu dan pengetahuan. Kemampuan membaca pun menjadi kebutuhan penting bagi setiap manusia. Tak heran, kemampuan ini diasah sejak dini. Para orang tua juga menaruh perhatian cukup besar pada kemampuan membaca anak-anaknya.

Seiring perkembangan, metode pengajaran membaca terus berinovasi. Jika dulu anak diajarkan untuk mengenal huruf terlebih dahulu, kini anak langsung dikenalkan kata per kata. Cara paling mutakhir adalah metode Glenn Doman. Sebuah metode yang semula dikembangkan Glenn Doman untuk membantu anak yang menderita cedera otak atau anak yang memiliki daya ingat di bawah normal.

Metode Glenn Doman ini diyakini mampu dengan cepat mengasah kemampuan membaca anak sejak usia dini, bahkan bayi sekalipun. Dengan menggunakan kartu baca, sang anak diajarkan untuk mengenal kata demi kata. "Dalam lima bulan Rian mampu menghapal 400 kata," ujar ibunda Rian saat berbincang dengan Bayu Sutiyono di Studio Liputan 6 SCTV, Jakarta, Rabu (20/12).

Menurut dia, putranya Muhammad Jibril Adrian telah belajar membaca dengan metode Glenn Doman sejak berusia dua tahun tiga bulan. Rian belajar mengenal 15 kata dalam tiga sesi. Dalam setiap sesi, lima kata diputar berurutan per satu detik. "Hasilnya, 10 kata dihapal dalam sebulan," ujar dia.

Uniknya, metode ini dianjurkan untuk dilakukan dalam suasana yang menyenangkan. Anak boleh bermain sambil belajar. "Belajar atas dasar suka bukan terpaksa," ujar pengagas Glenn Doman di Indonesia, Irene F. Mongkar. Suasana gembira adalah saat yang tepat untuk belajar sebab di saat itulah kemampuan motorik anak bekerja optimal.

Lebih jauh, Irene menjelaskan, metode Glenn Doman menjadi kurang efektif bila dilakukan saat anak kurang menikmati waktu belajar atau sedang tidak mood. Tak hanya itu, orang tua sebagai pengajar pun harus benar-benar dalam suasana menyenangkan. "Jika tidak, saat itu gak usah belajar," Irene menambahkan.

Konsistensi memang perlu, tapi menciptakan suasana agar belajar tak jadi beban jauh lebih penting. Karena itu, Irene menyarankan agar orang tua pintar-pintar membangun suasana. Mengurangi jumlah kartu yang diputar bisa menjadi solusi jika perhatian anak terbagi. "Satu hal penting lain adalah jangan pernah mengetes anak," ujar Irene di akhir pembicaraan.(TOZ)

EnamPlus