Sukses

Sumanto: Sekarang Saya Makan Roti

Sumanto meminta maaf atas perbuatannya di masa lalu. Ia mengaku gembira dan senang tinggal di Panti Rehabilitasi Mental An-Nur di Desa Bungkanel, Kecamatan Karanganyar, Purbalingga, Jateng.

Liputan6.com, Jakarta: Masih ingat dengan Sumanto? Pria asal Desa Plumutan, Purbalingga, Jawa Tengah ini pernah menggegerkan Tanah Air karena memakan mayat. Julukan "manusia kanibal" pun melekat pada Sumanto. Karena perbuatannya itu, Sumanto diganjar lima tahun penjara di Lembaga Pemasyarakat Purwokerto, Jateng.

Idulfitri 1 Syawal 1427 Hijriah ini, Sumanto mendapat kado istimewa. Sumanto menghirup kembali udara bebas setelah mendapatkan pengurangan hukuman. Ia mendapat remisi satu bulan yang berarti bebas. Usai salat Id, dengan suka cita Sumanto berpamitan dengan ratusan narapidana dan petugas LP Purwokerto yang telah menemaninya selama menjalani masa hukuman [baca: Sumanto Bebas].

Namun keinginan Sumanto untuk berkumpul kembali bersama keluarga harus tertunda. Ia ditolak warga yang ngeri dengan perbuatan Sumanto tiga tahun silam karena mencuri dan memakan jenazah nenek Rinah. Warga takut Sumanto kumat dan mengulangi perbuatan kejinya itu.

Beruntung, Panti Rehabilitasi Mental An-Nur di Desa Bungkanel, Kecamatan Karanganyar, Purbalingga mau menerima Sumanto. Bersama puluhan santri lainnya, Sumanto menjalani terapi kejiwaan di bawah bimbingan Ustad Supono. Sumanto belajar ilmu agama dan belajar mengaji. Sumanto juga dikenalkan tentang ilmu pertanian sebagai bekal jika kelak kembali ke masyarakat.

Apa kabar Sumanto? Ganjaran hukuman penjara ditambah bimbingan agama yang ketat rupanya membuat Sumato kapok. Ia bahkan menyampaikan permohonan maaf atas perbuatannya di masa silam. "Memaafkan atas kesalahan saya sebagaimana mestinya seorang tahanan yang menggali kubur memakan daging manusia sekarang telah memakan roti," ujar Sumanto dalam acara Bayu di Liputan 6 Pagi di studio SCTV Jakarta, Selasa (31/10).

Ada yang berbeda dengan penampilan Sumanto kali ini. Penampilan perdananya di layar kaca cukup mengagetkan. Tak ada kesan seram. Sumanto mengenakan busana muslim putih lengkap dengan kacamata dan peci. Meski agak terbata-bata, Sumanto mampu bercerita banyak soal kesehariannya di Panti Rehabilitasi Mental An-Nur.

Sumanto mengaku sangat senang tinggal bersama Ustad Supono. "Saya diajari baca Alquran dan salat. Saya merasa suka dan senang," tambah Sumanto. Ia kini bahkan dengan fasih mampu melantunkan shalawat untuk menenangkan diri, menggantikan kebiasaannya nembang di saat hati gusar.

Meski ditolak warga, Sumanto tetap berkeinginan kembali ke kampung halamannya di Desa Plumutan. "Itu terotomatiskan. Keluarga tetap keluarga sampai kapan pun," jelas Sumanto. Ia melihat penolakan itu sebagai suatu kewajaran. "Tak ada rasa keluhan dan khawatir," tambah Sumanto.

Selain lebih tenang, Sumanto bakal dibekali berbagai keahlian sesuai dengan minatnya. "Sumanto sekarang lain dengan Sumanto yang dulu" ungkap Supono yang datang ke studio SCTV mendampingi Sumanto. Namun jika kelak Sumanto tak mau pulang, Panti Rehabilitasi Mental An-Nur dengan tangan terbuka mau menerima.(TOZ/Tim Liputan 6 SCTV)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini