Sukses

Teknik Laker Maju Pesat di Jepang

Jepang sangat terkenal dengan teknik melapis peralatan rumah tangga atau laker. Berbagai penelitian dilakukan agar bisa digunakan melapisi bahan dari plastik, metal, kaca atau gelas.

Liputan6.com, Aizuwakamatsu: Di Jepang, teknik melapis peralatan rumah tangga dengan zat pewarna khusus yang disebut laker telah sangat maju sejak ratusan tahun silam. Bahkan karena sedemikian majunya, orang barat kerap hanya menyebutkan "Jepang" untuk semua benda berlapis laker.

Laker pertama kali dikembangkan di kota Aizuwakamatsu, Jepang, lebih dari empat abad silam. Laker diambil dari getah pohon yang tumbuh di daerah itu dalam bentuk damar atau resin. Selanjutnya, damar disuling untuk menghasilkan laker yang kemudian dicampur dengan zat pewarna merah tua.

Setelah menjadi zat yang menyerupai cat, kemudian dipoleskan kepada benda-benda yang ingin dilapisi. Untuk mendapatkan hasil yang sempurna, harus dipoles 15 kali dan setiap kali memoles harus dikeringkan selama 10 jam. Proses pelapisan dan pengeringan harus bebas dari debu. Tingkat kelembabannya juga harus dijaga sekitar 65 dan 80 persen. Proses pengeringan dan pengerasan laker memang berlangsung lambat.

Belakangan, lambannya proses pengeringan, pengerasan, dan seiring dengan perubahan gaya hidup warga Jepang, kebutuhan akan barang-barang berlapis laker pun menurun. Persoalan ini segera diantisipasi pemerintah Jepang. Selama bertahun-tahun berbagai penelitian dilakukan untuk mengembangkan metode aplikasi laker pada bahan selain kayu. Teknik dan bahan pembuatan laker kemudian dipadukan dengan berbagai bahan modern untuk menciptakan produk baru.

Kini, laker dapat digunakan untuk melapisi dinding interior pesawat dengan hasil yang mulus tanpa gelembung. Sementara cat biasa justru sangat sensitif terhadap perubahan tekanan udara. Laker jika dicampur dengan sedikit cat, dapat mengering dengan cepat dalam hitungan detik serta tahan api. Campuran laker--karena terbuat dari bahan alami--kini dapat digunakan oleh industri bangunan tanpa harus khawatir akan memicu alergi atau sindrom kesehatan lainnya.

Setelah dipadu dengan teknologi modern, industri laker kini kembali hidup dan menghidupi kota Aizuwakamatsu. Di kota ini laker tidak hanya digunakan untuk melapisi kayu tetapi juga digunakan untuk bahan lain dari plastik, metal, kaca atau gelas.(IAN/Rka)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini